Selain dipangandaran ternyata ada juga yang membuat julukan green canyon diperbatasan karawang dan cariu. namanya curug ciomas, tapi tak seluas dan tak panjang kayak dipangandaran green canyon yang sesungguhnya makanya orang orang disebut green canyon mininya yang ada dipangandaran...
dengan rasa penasarannya kali ini dengan menggunakan bersepeda, berwisata murah meriah dan menyehatkan hitung hitung mengeluarkan keringat dan melemaskan otot otot persendian yang kaku dan juga kali ini mencoba dengan sepeda besi tua dan legendaris federal lady yang part komponennya masih asli dan belum diup grade.
Saatnya petualangan dimulai lagi dihari Minggu pagi dengan start dari rumah sekitar jam 7 pagi dengan soloride kembali. rute yang diambil dalam menuju kesana Jalan alternatif Transyogi Cibubur - Cianjur-Jonggol-Cariu-lokasi.
mulai mengayuh jalan dari cibubur sampai cileungsi- jonggol nampak ramai dengan Kendaraan mobil besar dan mobil jenis lainnya beserta kendaraan bermotor lainnya, singkat cerita setelah sampai memasuki pertigaan yang mau keearah cariu loji karawang sudah mulai sepi dari jalan yang sebelumnya dan tak terasa kayuhan sudah terecord 39 Km, jadi ingat kembali 3 minggu sebelumnya pas touring bike dari jatiluhur pulangnya kemalaman lewat sini, namun rutenya menuju kelokasi curug ciomas beda arah pas mau memasuki ada percabangan ambil kanan dan kemudian ada lapangan atau alun alun yang dipagar kemudian ambil kanan setelah beberapa ratus meter ada pertigaan pasar cariu ambil kiri jalanan masih aspal bagus dan dilanjutkan dengan turunan melewati jembatan warna hijau sungai cibeet yang hulunya aliran dari cipanas/puncak 2 dan diakhiri /bertemu menuju kekarawang kalimalang, nampak para aktifitas penambang pasir bermodalkan perahu kayu sampan.
Mulai start dari sini kayuhan mulai menanjak dan seterusnya dengan menanjak halus...arah kayuhan nasaran sehingga pedal tetap dikayuh dengan semangatnya ditambah jalan yang sepi lengan dari kendaraan kendaraan lainnya, perjalanan selanjutnya disuguhi pemandangan jauh memandang benar benar nampak hamparan luas yang lapang menghijau dari kejauhan beserta barisan bukit bukit menjulang tinggi beserta gunung sanggabuana yang menampakan paling tertingginya yang membuat mata jadi fresh....
suasana gowes pemandangan berikutnya berubah menjadi area tanaman palawija beserta area persawahan tanaman padi yang baru saja ditanamnya coba pas lewat sini tanaman padi sudah tumbuh besar pasti bagus lagi nich nampak jelas kehijau hijauannya, pegunungan yang tadi sebelumnya kelihatan dari jauh tak terasa semakin mendekat artinya pertanda bakalan akan mau sampai untuk lebih meyakinkan sampai menanyakan kepada orang disekitar sini pas kebenaran petani yang sedang istirahat melakukan aktifitasnya, jarak kecurug ciomas masih jauhkah...??
petani itu menjawabnya ohhh sedikit lagi letaknya dibawah bukit itu. dari jawaban sang petani tersebut kayuhan menjadi lebih semangat
dalam perjalanan kayuhan berikutnya ada bukit batu yang kelihatan dari jalan dan ada plang namanya situs sumur batu ada keraguan dan ketertarikan dalam hati kira kira harus kesanakah ternyata next time saja deh karena dilihat dari treknya tidak enak dengan membawa sepeda jenis ini atau kurang percaya diri....yang membuat rasa penasarannya cerita dari penduduk setempat ada sumur diatas gunung batu yang air keluar melalui satu lubang terus menerus walau disaat musim kemarau tetap masih mengeluarkan air/tak pernah surut.
Waktu sudah menunjukan jam 11siang Kayuhanpun terhenti dan sampai dilokasi yang ditujunya curug ciomas dengan terecord distrava 54,6 Km Dari arah mulai jalan sebelumnya persawahan, jalan masih mendatar dan masih aspal mulus.
Ternyata Nampak agak ramai para pengunjung yang sedang asyik main dan berendam di aliran green canyon mini ini. sebelum kearea sungai lokasi lorong diantara batu batu relief hasil reaksi alam tiba waktunya untuk menepi dan ishoma terlebih dahulu disalah satu warung sekaligus menitipkan sepeda beserta barang bawaannya dekat lokasi wisata ini sambil bercerita cerita dengan penjaga ticket tentang wisata ini, ternyata diatas lokasi green canyon mini ini ada wisata alam lagi curug yang bagus curug lalay dan penganten yang sumber airnya langsung dari gunung sangga buana, saran dari penjaga kalau mau kesana datangnya untuk start jam 9 pagi maksimalnya dengan membayar ticket Rp 5000,-. Pos pendaftaran yang kecurug lalay dan penganten berada setelah dam 2 dengan persyaratan wajib mengisi bioadata pengunjung serta mulai jam 12 siang keatas untuk menuju kesana akan ditutup karena trek yang lumayan jauh katanya sekitar waktu tempuh 1,5-2 jam dengan jalan kaki yang jaraknya kira kira 7 km, disekitar curug lalay atau penganten bisa menginap/bermalam baik buka tenda dan menempati ada saungnya disana dengan syarat makai pemandu satu orang untuk sesuatu terjadi yang diinginkan karena pemandunya membawa alat komunikasi HT untuk koordinasi/komunikasi dipos penjagaan bawah sedangkan yang tidak penguujung harus segera turun apabila hujan deras dan waktu sudah jam 3 sore yang dikasih aba aba oleh penjaga atau pengawas wisata ini dengan periwitan karena lintasannya beberapa kali melewati/menyebrangi aliran sungai. Dari penuturan penjaga loket tersebut jadi ada rasa ingin kembali lagi sekaligus menuju area paling atas curug lalay dan curug penganten tentang keindahannya.... ada yang aneh untuk memasuki wisata ini kalau datang dari arah karawang dan memasuki kelokasi/green canyon mininya bayar masuknya yg pos jaga karawang dan yang sebaliknya yang datang dari arah cariu memasukinya kepos jaga bayarnya yang daerah cariunya kalau sudah masuk kewilayah cariu dan mau masuk lagi kearah wilayah karawang katanya jadi double bayarnya...cukup murah sich cuma Rp 5000 saja, karena sungai curug ciomas ini sebagai pembatas kedua wilayah tersebut jadi masing masing wilayahnya ingin punya jatah bagiannya.
Setelah ishoma dan sebelum berendam terlebih dahulu untuk mencoba menjelajahi diatasnya curug ciomas ini/green canyonnya yaitu dam 2 yang diawali adanya juga pos penjagaan dengan masuk bayar Rp 5000,- termasuk sama ticket yang dam 1 atau green canyon pintu masuk dari arah catiu rute jalan ini juga akses menuju kecurug Penganten atau curug lalay ternyata ada aliran pengairan yang dibeton rapih dan masih banyak warung dipinggir aliran sungai ini untuk menjajakan makanan dan minumannya, langkah kaki untuk menjelajahi hanya cukup sampai dam 2 saja karena ingin menikamati dan berenang digreen canyonnya...didam inilah bangunan pintu air yang untuk mengaliri irigrasi persawahan yang menuju cariu, ada beberapa pengunjung juga yang sedang asyik ramai ramai berurutan mirip seperti perosotan dikolam renang dengan menggunakan ban karena aliran airnya cukup deras.
Tiba saatnya menuju area green canyonnya untuk safety tak terlupakan menyewa alat pelampung Rp 15.000,- yang katanya kedalamannya bisa 2 meter lebih yang bagian terdalamnya maklum belum bisa berenang diarus deras. di dam 1 ini ada juga aliran irigrasi bangunan beton yang menuju persawahan kedaerah karawang selain itu nampak beberapa pengunjung yang punya nyali melakukan adegan jumping keair yang cukup dalam juga, segar rasanya menikmati aliran ini dan tak terlupakan untuk mengabadikan keindahan alam ini dengan kamera under water yang sudah dipersiapkan, semakin menuju dan menelusuri kearah lebih dalam lagi arus semakin deras ternyata ada air terjun kecil sehingga sulit untuk dilaluinya melawan arus sayang nggak bisa keatasnya air terjun tersebut sehingga nggak bisa susur lebih kedalam lagi karena nggak membawa webing/tali.
Waktu terus berjalan pengunjung pun sudah mulai sepi tiba waktunya untuk mengakhirinya dan bersiap siap untuk gowes arah pulang.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 15:10, selesai ganti pakaian berasa lapar setelah bermain didalam air green canyon mengisi perut terlebih dahulu buat stamina gowes arah pulang dengan pop mie dan ditemani hidangan minuman kopi hitam yang diwarung menitipkan sepeda. Gowes arah pulang kali ini dengan arah berbeda dengan jalan yang berangkat dari arah cariu yaitu mencari jalan pintas daerah karawang yang diawali dengan melewati jembatan aliran sungai curug ciomas, jalan masih mendatar dan bagus yang bercor serta sepanjang jalan ini aliran sungai kecil mengalir dari curug ciomas sebagai irigrasi kepersawahan dan nampak hamparan sawah dan pertanian, dan dilanjutkan memasuki perkampungan ada pertigaan yang kearah kanan loji kekarawang dan Lurus yang dilewatinya menuju jalan raya cariu loji namun 1km setelah pertigaan jalan sudah tidak bercor lagi yaitu trek makadam yang bebatuan tapi asyik pemandangannya hamparan sawah yang membentang luas setelah persawahan memasuki perkampungan yang banyak ditumbuhi pohon bambu dan jalan masih makadam bebatuan yang akhirnya bertemu dengan jalan raya cariu loji karawang setelah melewati perbatasan cariu karawang jembatan hijau sungai cibeet mencoba lagi mencari melewati arah jalan pintas lagi menuju cibarusah yang diawali jalan makadam dicor perkampungan waktu sudah menunjukan jam 16:30 dengan cuaca mendung dan gelap yang pertanda sebentar lagi akan turun hujan, gowesan terhenti sejenak karena ada sebuah musholla kecil untuk melakasanakan shalat ashar terlebih dahulu
selesai dari sini perjalanan tetap masih dilanjutkan kembali walau akhirnya hujan turun juga dengan menggunakan mantel jas hujan yg sudah dipersiapkannya. karena melewati jalan pintas ini untuk menghindari jalan utama arah cariu - jonggol yang banyak dengan kendaraan besar terbukti jalan pintas ini sunyi lengan sekali jadi enak untuk digowesnya dengan disuguhi pemandangan bentangan alam sawah lagi dan didaerah ini banyak tempat pembuatan bata merah karena ingin rasa ketahuannya sempat mampir dan ngobrol ngobrol sama orangnya dari awal sampai akhir cara pembuatannya, sempat menyaksikan proses sedang berlangsung pembuatan proses pembakaran ditungku besar untuk proses pengeringan.
Sempat kebablasan salah jalan Tapi sudah kepalang tanggung akhirnya cari jalan pintas lagi melewati ditengah pematang sawah yang akhirnya ketemu jalan altetnatif menuju kecibarusah dengan jalan bercor dan masih sepi melewat arah sini yang melintasi perkampungan, persawahan, tanah kosong/kebon dan kebon bambu.
Hujan masih mengguyur dengan rintik rintik kayuhan tetap berjalan dengan masih dalam kesendiriannya waktu pun sudah memasuki kegelapan malam masih dalam kesunyian dan keheningan dari hiruk pikuk keramaian kota karena penduduk disini masih belum padat jadi penerangan jalan tidak ada karena itu tak terlupakan alat penerangan lampu sorot dipasang beserta lampu belakang dan helm kedap kedip dihidupkan.....tak terasa gowes sudah mendekati keramaian daerah cibarusah dan padatnya kendaraan yang dari arah cikarang dan jonggol/cileungsi atau sebaliknya. Waktu sudah menunjukan jam 19:45 tiba di pertigaan pertemuan yang menuju kekiri kearah jonggol dan kearah pulang kearah cileungsi - Cibubur gowes dengan ramai dengan padatnya kendaraan kendaraan lainnya Dan kayuhan sampai rumah finish dengan disambut hujan yang sangat deras sekali tepat jam 20:50 dengan diakhiri rekam jejak mengayuh distrava 111,1 Km.
#satusepedasejutasahabat
#mybikemyadventure
#mybikepacker
#mytripmyadventure