Gunung Papandayan dikalangan para pendaki tidak asing lagi dikenal dengan keindahannya dan juga cocok buat para pemula yang ingin mencoba berkegiatan dialam terbuka selain itu Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 30 km dari kota garut di Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Yanto, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya. Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 - 80 % dan temperatur 10ยบ C.
Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menuju kesana dengan bersepeda yg semulanya rencana berdua namun temanku ini gagal tidak bisa ikutan karena dengan kesibukan kuliahnya tapi saya tak patah semangat dan tetap maju untuk mencoba Bike camp plus full gowes arah pulang walau dengan soloride.
Tiba waktunya untuk memulai perjalanan ini, start dari rumah setelah shalat isya dengan sepeda yg sdh dipersiapkan dengan perlengkapan komplit seperti peralatan naik gunung beserta bahan logistik yg sdh ditaruh dalam pannier, setelah mengeluarkan sepeda dari pintu rumah tiba tiba naas ban dalam belakang bocor mungkin akibat dari memompa terlalu kencang terpaksa ganti ban dalam dulu dan waktu mundur setengah jam. Setelah beres ganti ban dalam, saatnya perjalanan dimulai yg diawali berpamitan dengan keluarga untuk memulai kayuhannya.
Saatnya perjalanan Gowes pertama menuju Ful bus primajasa Uki cawang yg akan diloading menuju terminal guntur garut untuk mengejar waktu kearah bikecamp gunung papandayan namun masih ada yg mengganjal dan rasa was was ban dalam buat cadangan sudah tidak ada lagi sudah beberapa toko yg dihampirinya sudah pada tutup setelah kayuhan mencapai sekitar pasar kramat jati alhamdulillah masih ada toko yg masih buka yg sudah mau persiapan toko untuk ditutupnya sayapun langsung membelinya tanpa basa basi langsung dibungkusnya setelah yang dicari cari dapat rasa was wasnya hilang dan bersemangat untuk kayuhan berikutnya. Akhirnya sampai juga ditempat ful bus primajasa dijam 21:00 yg telah nampak banyak dan ramai para penumpang bersiap menuju jurusan keluar kota untuk menaiki bus yg ditunggunya...kemudian sayapun mencari sasaran bus menuju jurusan arah garut yang masih kosong dilanjutkan dengan membongkar pannier, ban belakang dan depan supaya bisa muat dibagasi bus.
setelah selesai saatnya berangkat perjalanan menuju garut ternyata hampir semua didalam bus para penumpangnya diisi para pendaki yg ingin mendaki gunung digarut cikuray, guntur dan papandayan, tarif jakarta - Garut hanya membayar Rp 54 ribu saja plus saya tambahkan tip kondektur 10ribu untuk memuat sepeda dibagasi selesai bongkar muat perjalanan dengan diloading pun dimulai menuju Garut.....5 jam sudah perjalanan dan cukup buat istirahat, waktu sudah menunjukan jam 02:30 bus memasuki terminal guntur Garut tiba saatnya memasang dan setting kembali sepeda yg sebelumnya ditaruh bagasi.
selesai pasang ban dan pannier ternyata ada yang janggal dan kurang yaitu bidonnya tidak ada sepertinya masih tertinggal didalam bus yang akhirnya terpaksa dengan rasa penasarannya langsung dikejar ketempat ful bus yg tidak jauh hanya berjarak 1,5 KM dari terminal, setelah di cek keberadaannya ternyata sudah tidak ada alias menghilang ntah siapa yang mengambilnya.
waktu sudah jam 3 pagi dini hari gowes dilanjutkan kembali perjalanan menuju kaki Gunung Papandayan Cisurupan yang diawali gowes melintasi dipusat kota Garut yang masih sepi dengan udara yg sejuk setelah melewati kayuhan dipusat kota garut tepatnya dijalan Mayongbong jalan sudah mulai nanjak halus, sepi dari kendaraaan lainnya ditambah gelap gulita tanpa penerangan lampu jalanan tetapi disepeda sudah saya persiapkan lampu sorot jadi tak ada rasa khawatir untuk kayuhan dimalam hari ini....
Tak terasa adzan shubuh mulai berkumandang saatnya untuk menepi disalah satu masjid dekat alun alun mayongbong sekaligus untuk beristirahat....
Selesai shalat shubuh jamaah dan rebahan dimesjid yang disinggahinya saatnya bergerak lagi untuk langkah kayuhan berikutnya karena matahari sudah mulai menampakkan sinarnya dan penampakan g.cikuray telah kelihatan dengan jelasnya dihalaman parkiran mesjid sehingga sayapun tergoda ingin mendakinya dan ditambah juga beberapa rombongan pendaki lainnya berdatangan turun dari mobil angkutan yg telah dicarternya untuk meuju basecamp g.cikuray dan mendakinya via jalur mayongbong, tapi itu bukan tujuan saya (next trip).....
waktu sudah memasuki jam 05:45 segera meluncur target berikutnya desa cisurupan, jalan masih dengan tanjakan dan mulai berbelok belok sampai dicisurupan yang akhirnya dengan kesabarannya sampai juga dipertigaan jalan menuju kekawah papandayan dan jalan menuju cikajang-pantai pameungpeuk.
Target berikutnya sesampai disini untuk diloading dengan mobil angkutan khusus/colt terbuka yg sudah biasa untuk mengangkut para pendaki pendaki yg untuk melakukan kegiatan alam terbuka menuju dikawasan gunung papandayan. Alasan karena diloading untuk mengejar waktu dan juga hanya libur 3 hari kerja sehingga bersepeda dengan suasana dan sambil menikmati keindahan diatas gunung papandayan bisa dikejar waktunya dan sesuai dengan rencana namun sebelum diloading sarapan pagi terlebih dahulu dan MCK dimesjid cisurupan yg juga ramai dengan para pendaki yg sedang bersiap siap untuk naik (kendaraan menuju keatas g.papandayan). Waktu sudah jam 8:30, sepeda sudah diloading saatnya kendaraan yg menuju keatas g.papandayan diberangkatan dengan bersama rombongan para pendaki dari bekasi butuh 45 menit untuk menuju keatas sampai batas kendaraan berhenti dengan hanya membayar 20 ribu saja, setelah sampai dipintu gerbang diwajibkan bagi pengunjung untuk melakukan simaksinya/ijin berkegiatan dialam terbuka ini dengan membayar 15 ribu saja.....
setelah memasuki pintu perijinan tak lupa untuk mendokumentasikannya diarea camp david ini.....Sebelum melangkah menggowes berikutnya ingin mencoba cari cari informasi tentang akses menuju ketegal panjang karena sudah 4 kalinya kesini belum kearah sana sehingga dengan rasa penasarannya saatnya menuju untuk memberanikan diri keruang information g.papandayan tentang kawasan konservasi tegal panjang.....
setelah berbicara panjang lebar dengan pihak pengelola g.papandayan tentang tegal panjang akhirnya harus menggunakan guide karena untuk menuju kesana bukan tempat sembarangan melakukan kegiatan dialam terbuka:
- pertama faktor keselamatan akses menuju kearea tegal panjang hutannya yang masih asli dan rapat ditumbuhi dengan pohon pohon besar (kemungkinan kesasar).
- kedua masih banyak binatang buas yang sebagai tempat area bermain dan perburuan mangsanya serta tempat minumnya.
- ketiga sebagai tempat Cagar alam/suaka margasatwa (kawasan konservasi).
Dari mendengar penuturan yg dibicarakan informasi ketegal panjang akhirnya perjalanan ini menggunakan guide dengan membayar jasa guide per rombongan Sebesar 300 ribu tetapi tak apa apalah bisa dimanfaatkan untuk jadi photographer dan nemanin saya dalam perjalanan bikecamp kearea pondok salada dan hutan mati.....
Setelah mendapatkan guide dan waktu sdh menunjukan jam 9:30 saatnya bergerak untuk mendaki dengan bersepeda yang harus melintasi menuju kawah papandayan dengan medan trek bebatuan yang susah digowes pada saat menanjak sehingga banyak dituntunnya/TTB...Semakin keatas aroma belerang bau menyengat dan tak lupa berphoto untuk mengabadikannya bersepeda dilokasi ini sambil menikmati disaat saat istirahat dan menikmati pemandangan alam disekitar area kawah G. Papandayan, setelah melewati area kawah jalan mendatar dan single track menurun sampai melewati sungai dilanjutkan dengan jalan tanah yang menanjak tajam dibawah pohon cantigi setelah menanjak dilokasi tanjakan tajam sampai juga dijalan yang selebar makadam dengan bebatuan disamping kiri tebing yang meninggi dan disebelah kanan nampak pemandangan yang lapang kearah kawah yang sudah ada diposisi bawahnya.
Pos 2 atau pintu lawang angin goberhut saatnya berisitirahat untuk menikmati santapan makan siang yang telah dibelinya dibawah dari desa cisurupan....
40 menit cukup sudah istirahat plus makan siang dilanjutkan menuju kearea camp pondok salada untuk mencari lapak untuk bermalam dan istirahat, pos 2 sampai pondok salada tidak terlalu jauh butuh 20-30 menit melipir diatas pinggir tebing dengan ademnya dibawah pohon cantigi, setelah sampai diarea camp awal pondok salada ternyata sudah ramai dengan para pendaki yang sudah membuat lapak tenda diselera posisi tempatnya masing masing.
Dilokasi ini pemandaangannya dengan tanah lapang yang membuat jauh memandang hamparan rapatnya pohon cantigi dan sebagian tanaman khas diata ketinggian 2000 mdpl bunga adelewis sehingga menghijaunya bukit bukit disekeliling sekitar sini yang membuat udara disekitar sini dingin dan sejuk disiang harinya.
Setelah mencari lapak yg pas saatnya mempersiapkan mendirikan tenda, pasang hammock beserta perlengkapan masak untuk membuat minuman kopi dan makan instan dilanjutkan dengan sholat dan acara santai untuk melepas lelah diantara rimbunnya pohon cantigi....
menjelang sore kabut mulai turun dengan tebalnya sehingga pemandangan disekitar sini hanya bisa melihat jarak pandang 1- 2 meter hingga malam hari dan udara semakin bertambah dingin, kegiatan dimenjelang malam memasak untuk mengisi perut yang sudah lapar serta menghangatkan suhu tubuh dengan membuat minuman hangat sambil bertukaran pikiran dengan guide langkah apa saja buat perjalanan esok harinya.....tak terasa waktu sudah memasuki jam 10 malaman, mata sudah terasa berat saatnya mengambil sleeping bag yang akan digelarnya untuk menikmati tidur beralaskan matras dikeheningan malam yang sunyi dan damai ini.
waktu terus berjalan cukup sudah 5 jam buat istirahat, alarm telah berbunyi yang telah disetting jam 3 pagi saatnya bangun untuk persiapan masak memasak buat asupan sebelum berangkat menuju hutan mati dan ketegal panjang setelah beres membuat minuman hangat dan meliwet nasi beserta masak lauk pauknya dilanjutkan bongkar tenda tetapi udara dipagi hari ini dingin sekali walau cuaca cukup bersahabat atau cerah yang akhirnya membuat perapian kayu bakar yg sehingga suasana packing packing menjadi hangat....
selesai shalat shubuh, packingan dipannier sudah tersusun rapih sebelum meninggalkan lokasi ini jangan lupa memastikan mematikan api unggun benar benar mati dan dilanjutkan meluncur ketempat perburuan spot matahari terbit yang diincarnya dilokasi pinggir tebing kawah hutan mati namun kali ini tidak melakukan summit ke 2665 mdpl dan keindahan hamparan padang bunga adelewis tegal alun yang dikenal para kalangan pendaki sebagai tempat untuk menikmati keindahannya dan berphoto photo. kayuhanpun dimulai diantara batang batang pohon yang mati bekas erupsinya letusan g.papandayan yg dashatnya ditahun 2002 lalu, dari ufuk timur langit sudah menampakan warna kejinggaan yang dalam hitungan menit sang surya akan terbit menyinari diwilayah yang telah dinantinya untuk diabadikan dan berphoto dimoment saat ini dengan sepeda yang telah dibawanya.....ternyata para pendaki lainpun telah banyak menanti kehadiran sunrise yang ingin dibidiknya lewat jepretan masing masing.
Setelah matahari naik berada suatu diketinggian dengan sempurnanya sebelum kembali ke pondok salada asyiknya menikmati kopi dipagi hari sambil menikmati hangatnya matahari pagi ditemani dengan hidangan makanan kecil sambil memandang dari kejauhan begitu indahnya alam ini serta membayangkan rute perjalanan sebelumnya dan rute yang akan dilewatinya arah turun dari ketinggian diarea hutan mati.
Waktu sudah jam 06:30 tiba saatnya meninggalkan keindahan alam area hutan mati menuju perjalanan berikutnya menuju ke tegal panjang yang melewati pondok salada lebih terdahulu untuk transit beberapa menit yang dipenuhi dengan tenda tenda para pendaki yang sedang beraktifitas dipagi hari kemudian dilanjutkan dan meninggalkan camp pondok salada dan jangan lupa membawa sampahnya hasil yang dibawanya hasil bungkusan makanan supaya tetap terjaga keindahan alam ini untuk anak cucu kita dimasa mendatang.
saatnya menuju tegal panjang yang dinanti nantinya karena target waktu yang diplaning siang harus kembali lagi kesini pos 2 lawang angin untuk menuju arah pulang kepengalengan sepeda dititipkan dipos penjagaan/kontrol yang menuju kepondok salada kalau seandainya mungkin bawa sepeda arah baliknya akan memakan waktu lama karena trek yang menanjak terus dihutan belantara, akhirnya perjalanan trekking dimulai masih bersama dengan guide yang masih setia untuk menemaninya diawali dengan memasuki hutan perdu dan rerumputan yang tinggi kemudian 15 menit kemudian memasuki hutan yang pohon pohon yang rapat yang jadi berjalan melewati ini jadi adem dan sejuk semakin melangkah kedalam dan jauh dengan berjalan kaki, pohon pohon yang tumbuh disini berubah menjadi hampir semuanya ditumbuhi lumut yang menggantung dan menempel dibatang batang pohon sehingga jadi sungguh indah yang jarang ketemui yang menakjubkan lagi mashaallah banyak suara burung yang sedang berkicau dipagi hari yang saling bersahutan.
2 jaman lebih sudah berjalan kaki sesampai keluar hutan diawal alun alun tegal panjang mashaallah sungguh maha dashyat pemandangan disekitar alam sini "tegal panjang" keindahan yang tersembunyi dikelilingi dengan lebatnya hutan rimba belantara yang pemandangan ditumbuhi hamparan ilalang yang menghijau, lantas sayapun langsung mengexplorenya dan berkeliling sambil tak terlupakan mengabadikannya diarea sekitar sini dengan kamera yang sudah dipersiapkannya....setelah berjalan membelah lintasan alun alun tegal panjang saatnya istirahat sambil menikmati makan nasi liwet plus ikan asin yang telah dibawanya yang masak tadi sebelum shalat shubuh sambil tak bosan bosannya memandangi indahnya pemandangan tegal panjang dari kejauhan sungguh nikmat perjalanan ini....
Waktu sudah jam 10 an pagi selesai sudah untuk menjelajahi kawasan tegal panjang saatnya kembali menuju pos 2 lawang angin guberhut, yang tak terlewatkan mumpung masih disini ngambil air buat minum disalah satu sumbernya mata air yang mengalir dengan jernihnya dan kandungan mineral yang tinggi, tak ragu ragu sedikitpun bergegas untuk meminumnya dan mengambilnya sekalian buat arah pulang gowes, ohh tegal panjang semoga tetap terkenang dalam perjalanan ini dan tetap terjaga kelestarian keajaiban keindahan alam ini sesuai dengan motto berkegiatan dialam terbuka:
1. Jangan ngambil sesuatu kecuali Gambar
2. Jangan meninggalkan seseuatu kecuali jejak kaki
3. Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu
Perjalanan kembali menuju pos 2 guberhut kebalikannya menanjak terus yang akhirnya dengan kesabarannya langkah demi langkah sambil mengamati keaneka ragaman hutan sepanjang jalan alhamdulillah sampai juga sesuai dengan rencana jam 12:30 kemudian sebelum turun arah pulang setengah jam untuk shalat dan istirahat sambil persiapan mau arah turun dengan jalur yang berbeda pengalengan. Ada pertemuan dan perpisahan, saatnya berpisah dengan guide bernama andri yang masih muda berdomisili dikaki gunung papandayan tugasnya selesai sudah untuk mengantarkan perjalanan misiku ini semoga hubungan pertemanan kita ini bersambung lagi dikesempatan waktu lain.
Saatnya menikmati downhill dijalur single trek menelusuri hutan yang udara sejuk dan sudah mulai berkabut ditambah gelap gulita pertanda akan turun hujan lintasan ini treknya penuh bebatuan sepanjang jalan arah turun sampai batas hutan dengan ladang penduduk yg harus ekstra hati hati dengan perjalanan seorang diri tanpa ada seorangpun lewat sini baik pendaki maupun yang lainnya karena mungkin akses kendaraan menuju kesini jauh kemana mana sehingga bukan jalur favorit yang mau akses berkegiatan dialam terbuka kewilayah kawah g.papandayan tapi tak apa apalah buat bagiku karena kayuhan perjalanan melewati dikesunyian dan keheningan ini untuk mencoba melintasi g. papandayan lebih dekat kearah kebandung selatan atau pengalengan yang sebelumnya sudah janjian seminggu sebelumnya bahwa perjalanan ini akan transit sekaligus istirahat dan silahtuhrahmi dirumah kawan yang sudah lama tak bertemu.....akhirnya hujan turun juga tapi tetap dilanjutkan perjalanan ini dengan menggunakan jas hujan yang sudah siapkannya sehingga jalan menjadi licin. Fokus dengan menghadap trek yang dilaluinya akhirnya sampai juga keluar hutan dengan menjadi ladang pertanian yang menghampar luas dan lintasan trek berubah menjadi tanah yang membuat ban menjadi seperti donat...
diladang pertanian ini sempat kesasar karena banyak lintasan jalur bercabang cabang yang membuat bingung arah kemana yang akan diambil ditambah dengan suasana hujan dan berkabut yang mengakibatkan susah untuk mengorientasi medan sekitarnya, dengan rasa percaya dirinya dan tenang walau masih ada rasa bimbang kayuhan pun masih berjalan mengikuti arah roda berputar yang akhirnya bertemu dan mampir disebuah gubuk ternyata didalamnya ada penunggu yang sedang beristirahat, mungkin sedang berteduh disaat saat masih suasana hujan setelah beraktifitas bertani diladangnya. Percakapan pun dimulai tak malu malu menanyakan petunjuk arah jalan turun yang benar untuk menuju pengalengan, dari awal bertanya obrolan berlanjut dan perkenalan pun dimulai dengan ramah tamahnya pemilik gubuk ini saya disuruh masuk kedalam gubuknya ternyata ada istrinya yang lagi sibuk memasak didapur dengan kayu bakar dan ditambah 2 orang anak muda yang lagi menikmati waktu santainya yang telah selesai mengangkut hasil panen kentang yang siap dikirim kedistributor, sehingga menjadi hangat suasana disini dan akrab.
Yang seharusnya untuk melanjutkan perjalanan gowes berikutnya tapi sang pemilik gubuk ini masih menahan saja untuk kepergianku, ternyata sudah dipersiapkan sajian makan yang baru saja dimasaknya tapi tak apa apalah untuk menghormatinya nikmatin saja sajian makan nasi liwet plus ikan asin, tempe mendeon,sambal dan lalapan hasil berkebun sungguh nikmat Sajian hidangan dengan kebersamaannya yang masih suasana hujan hujan dan dinginnya udara disekitar sini.....
Waktu tak terasa menunjukan jam 15:30 saatnya undur diri berpamitan dengan sang pemilik gubuk ini ternyata mendiami gubuknya ini untuk mengawasi hasil buminya yang lagi dan mau panen sebagai tempat tinggal sementaranya dan juga ternyata gubuknya difasilitasi dengan solar cell/tenaga matahari sebagai untuk penerangan dimalam harinya dan untuk kebutuhan lainnya. Setelah berpamitan perjalanan dilanjutkan kembali menuju jalan yang telah diberitahukan oleh pemilik gubuk yang tadi ketemui sebelumnya tak terlupakan terucapkan terimakasihnya kebaikannya atas semua ini. jalan masih menikmati turunan tapi yang tidak enaknya lintasan trek bertanah, berkubang dan licin ditambah masih hujan gerimis yang masih turun dengan awetnya.
Akhirnya kayuhan berikutnya berganti disuguhi dengan pemandangan hamparan yang sangat luas jauh memandang perkebunan teh bagaikan primadani hijau yang membentang luas dari posisi diketinggian 1600 Mdpl yang sebagian masih diselimuti dengan kabut tipis yang akhirnya bertemu dengan jalan makadam yang tidak enak digowes jalan berbatuan sehingga lambat untuk mengayuhnya, lalu bertemu dusun pertama beberapa rumah saja dengan ditandai adanya sebuah lapangan bola yang ada dipertengahan perkebunan teh ini dan juga bertemu jalan pertigaan yang arah kekiri menuju kegarut cikajang/curug orok dan yg kekanan kearah pengalengan, dipertigaan ini rehat sejenak diwarung yang telah ada menjajakan kopi dan makanan gorengan lantas saya pun memesannya dan menyeruputnya sambil memandang kearah gunung papandayan yg telah kelihatan dengan jelasnya dan membayangkan hasil perjalananan sebelumnya, hujan gerimis sudah mulai reda saatnya melanjutkan perjalanan kembali dengan trek makadam yang mendatar, menurun dan sedikit tanjakannya tapi masih rusak penuh dengan jalan bebatuan yg tidak halus, perjalanan kali ini menelusuri perkebunan teh tidak ada habis habisnya sampai memasuki kota pengalengan namun jarak dari pertigaan sini jaraknya kurang lebih masih 25 KM lagi untuk menuju kepengalengan.
sesampai didesa kedua daerah ciburatua adzan maghrib pun tiba masih berjuang dengan kayuhan menuju rekan yang sudah setia menunggu kedatanganku...hari sudah mulai berganti menjadi gelap peralatan peneranganpun mulai dipersiapkan untuk menerangi menulusuri jalan ditengah tengah gemerlapnya hamparan perkebunan teh dengan masih dalam gowes kesendirian jalan semakin kebawah semakin halus dan bagus yang dimulai dari perkebunan PTPN Sedep nama daerahnya dan tempat pembuatan pabrik teh malabar ditambah jalanan sepi dari kendaraan kendaraan lainnya, dengan kesabarannya akhirnya sampai juga keluar dipintu perbatasan perkebunan teh malabar dengan pemukiman yang padat yang ditandai dari kejauhan banyaknya lampu lampu penerangan villa villa dan rumah pemukiman kota pengalengan dan juga asap putih yang tebal membumbung tinggi ternyata itu pembangkit listrik panas bumi atau geothermal gunung wayang.....namun sayang berhubung sudah malam nggak bisa mampir ke tempat wisata danau cieleunca dan wisata sejarah peninggalan belanda tentang perkebunan teh malabar ini yang disitu ternyata ada makam boscha. Pada akhir hayatnya, dan kecintaannya pada Malabar, dia meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar.
Waktu sudah menunjukan jam 20:00 jalanan berganti alih dengan kanan dan kirinya padat dengan pemukiman, warung dan toko namun karena keenakan menikmati turunan akhirnya kebablasan sejauh 5 KM untuk transit dirumah kawan yang sudah menunggunya karena baru kali ini menjajaki daerah pengalengan terpaksa balik arah yang akhirnya alhamdulillah bisa ketemu dengan rekan yang sudah setia menunggunya sehingga bisa untuk bermalam dan beristirahat untuk gowes esokannya. saatnya bersih bersih badan yang selama 2 hari sebelumnya tak mandi dan dilanjutkan ishoma sambil beramah tamah dan bercerita selama beberapa tahun tak ketemu, mata mulai nggak kuat nahan ngantuknya waktunya menikmati rebahan atau meluruskan badan setelah seharian duduk diatas jok dan tangan memegang stang.....
Adzan shubuh sudah mulai berkumandang saatnya mulai bangun untuk melaksanakan kewajiban walau rasa lelah masih berasa, dilanjutkan dengan menikmati hidangan kopi dan gorengan didekat perapian dapur sehingga sungguh hangat suasananya yang ternyata udara disekitar wilayah sini berasa dingin sekali sambil mengobrol dan bertukaran pikiran selama tak bertemu....setelah itu jalan pagi dan menengok perkebunannya yang dibelakang rumahnya sambil menikmati udara pagi khas pegunungan pengalengan yang masih bebas polusi.
Saatnya persiapan dan packing, tetapi ada yang kurang enak dipandang yaitu sepeda masih banyak lumpur dan tanah yang menempel pada sepeda kemudian bergegas menuju ketempat cucian steam mobil karena perjalanan arah pulang kali ini full onroad supaya enak dilihatnya dan digowesnya..... selesai sudah nyucinya berasa kinclong dan timbul semangat untuk buru buru mau pulang, setelah makan yang sudah dihidangkan dan packingan pannier sudah beres segera berpamitan...ada pertemuan dan perpisahan kunjungan singkat ini sepertinya masih kurang kayaknya mungkin lain kali waktu kawan, mudah mudahan bisa berkunjung kembali ketempat yang udaranya masih dingin dan main ketempat perkebunannya yang terkenal didaerah pengalengan sebagai komodititas sayur mayur dan kentangnya....
Waktu sudah menunjukan jam 10 pagi dihari (senin) yang ketiga saatnya berpamitan dan memulai perjalanaan pulang menuju kerumah dengan full gowes (Touring bike) menikmati jalan beraspal kayuhan pun dimulai menuju lintasan pengalengan yang treknya rolling/tanjakan dan turunan pas dipusat kota pengalengan ada bundaran yang menuju kekiri arahnya kepesisir selatan garut pantai Ranca buaya 75 Km dan kekanan menuju kebandung sebagai tanda perpisahan tak lupa mengabadikan moment dikota ini dengan kamera yang sudah disiapkan dilanjutkan memulai perjalanan berikutnya menuju bandung ternyata mulai dari sini perjalanan menurun terus dan meliuk meliuk seperti jalur dipuncak-cianjur pemandangannya asyik yang sebelah kirinya penuh dengan jurang dan pegunungan dan sebelah kananya tebing, turunannya tak henti hentinya sampai memasuki Kota Soreang Banjaran.
Memasuki kota soreang kendaraan mulai padat dengan banyak angkutan umum dan lain lainnya...dan udaranya sudah mulai panas karena mungkin waktu sudah memasuki jam 12 siang sehingga terpaksa untuk berhenti sesaat di depan gedung pemerintahan DPRD Bandung sambil menikmati hidangan kopi yang telah dibekalnya setelah beberapa menit istirahat dilanjutkan kembali perjalanannya dengan rute melewati stadion jalak harupat - jalur cimareme-padalarang, pas memasuki wilayah sebelum jalan batujajar hujanpun turun yang akhirnya pas kebenaran ada tempat berteduh dimusholla pinggir jalan untuk sekalian sholat jamak, selesai sholat dan makan kecil ditambah beberapa butir kurma yang masih tersisa untuk stamina perjalanan terus dilanjutkan walau hujan masih rintik rintik...
mememasuki wilayah kota padalarang kendaraan mulai padat merayap dan macet sampai jalan menuju jalan padarang menuju cianjur. Gowesan dijalur padalarang cianjur mulai sepi dan lebarnya dan juga masih merasakan panasnya matahari yang menyorot langsung mulai turun kearah Timur selepas memulai tebing kapur saatnya menikmati turunan lagi yang membuat semangat sampai gowesannya dan memacu tuk speednya.....pas melewati jembatan sungai citarum rajamandala terhenti sejenak memandangi pemandangannya dan menikmati segarnya es kelapa muda dan es cincau sambil beristirahat dibale bale yang tersedia selepas jembatan sepanjang jalan ini yang juga banyak menjajakan dagangan es cincau dan beberapa es kelapa muda sehingga menikmatinya sampai menambahnya disini bertemu 2 goweser yang sedang mampir juga untuk melakukan perjalanan gowes Bandung - Sukabumi
setengah jam sudah buat isitirahat waktu sudah menunjukan jam 16:10 saatnya bergerak kembali untuk perjalanan berikutnya melewati arah kecariu dan jonggol, suasana sudah adem menjelang sorenya dengan cuaca tidak hujan memasuki ciranjang cianjur dengan panorama hamparaan sawah yang menghijau dilanjutkan dengan memulai jalan menanjak terus dan rolling sehingga tenaga mulai terkuras akhirnya ada gubuk dan view yang indah saatnya kembali untuk menikmati istirahat dulu sambil meluruskan dan merilekkan badan yang sudah mulai lelah ini....
Setelah menikmati rehat sejenak sambil menunggu senja yang langit sudah menampakan kejinggaannya diufuk barat dan matahari sebentar lagi akan tenggelam ,kemudian perjalanan dilanjutkan kembali masih dengan sepinya lalu lalang jalan alternatif menuju kerumah pas sampai pertigaan antara menuju kewaduk cirata dan kearah cariu & jonggol terpaksa cari mencari makanan yang diinginkan mie ayam untuk mengganjal perut yang sudah lapar dan mengisi buat tenaga dimedan tanjakan yang berat yang akan dilewati nantinya, akhirnya dapat juga makanan yang diinginkan dipombensin wilayah cikalong sekaligus istirahat menjelang adzan maghrib. Perut sudah terisi buat sementara waktu menghilangkan lapar, tantangan perjalanan berikutnya tanjakan yang sangat panjang sudah siap menunggunya dan persiapan penerangan pun siap tersedia untuk dihidupkan. Perjalanan kayuhan berikutnya siap mengarunginya. trek mulai menanjak gelap gulita dan sepi dari lalu lalang kendaraan lainnya hanya beberapa truck truck besar lewat sini, jalan semakin keatas tanjakannya masih belum berakhir sudah beberapa bukit dikayuhnya yang mana tampak sebelah kanan tampak kelihatan dari kejauhan waduk cirata dan jalan tol cipularang dan masih berjuang ditanjakan yang belum berakhir sehingga banyak sekali kali banyak minum untuk mengganti cairan terbuang yang akhirnya stock air menipis sehingga mampir diwarung untuk mencari minuman, tanjakan masih satu lagi yang harus dilaluinya dengan jalan yang sudah mulai rusak diarea turunan ini dilanjutkan dengan tanjakan terakhir menjelang hutan pinus selepas ini menikmati turunan trek lurus jalan panjang sejauh 6 KM yang berbeton halus, diturunan ini sangat berhati hati sekali karena gowes melintasi gemerlapnya malam yang diakhiri turunan terakhir ditandai dengan melintasi jembatan sungai cibeet pintu perbatasan memasuki wilayah cariu Bogor dan dilokasi ini ada jalan yang menuju tempat penangkaran rusa. Mulai dari sini banyak mobil truck yang mengangkat pasir sehingga perjalanan gowes sampai jonggol sering beriringan dan berpapasan mobil mobil truck, trek jalan rolling dan banyak turunan halus hanya 2 kali tanjakan yang ektrem pas memasuki wilyah jonggol sehingga banyak truck truck yang mengantri untuk melintasi ini secara pelan pelan.....memasuki kota jonggol dan cileungsi disini sudah tak was was lagi walau sudah dimalam hari karena sudah padat dengan wilayah pemukiman... perut sudah lapar kembali terpaksa menepi dulu disebrang taman buah mekarsari cileungsi untuk menikmati makanan sajian soup dan sate kambing beserta tak ketinggalan kopi sebagai dopping perjalanan, selesai makan malam waktu tak terasa memasuki jam 11 malaman lewat tiba saatnya mengakhiri perjalanan ini dengan kesabarannya kayuhan demi kayuhan akhirnya tiba dengan selamet dan sehat sampai kembali dipagar rumah tepat jam 24:00.
Lengkap sudah perjalanan ini selama 3 hari diwaktu siang maupun malam, gowes dengan soloride mengayuh dikota, desa, masuk hutan keluar hutan, semak semak, ladang, perkebunan dengan melintasi berbagai macam trek onroad dan off road perjalanan yang indah dan mengesankan untuk kemudian harinya....
#Mytripmyadventure
#Mybikemyadventure
#Mybikepacker
#Satusepedasejutasejutasahabat
No comments:
Post a Comment