Thursday, November 2, 2017

Gowes solorider ke KM 0-Pondok pemburu-Cisadon-Rawa Gede (part 3)

Setelah sekian setahun lamanya keinginan untuk bermalam perkampungan cisadon akhirnya baru kali ini bisa terwujudlah 2 hari menjelang sebelum memasuki bulan ramadhan 1438 H dengan pas liburan 4 hari sekaligus untuk memanfaatkan waktu gowes 2 hari saja 25-26 Mei 2017 atau gowes munggahan, yang sebelumnya terakhir gowes Km 0-Cisadon-curug lope/curug kencana babakan madang part 2 (https://mypurnomosidik.blogspot.co.id/2017/05/gowes-menuju-cisadon-km-0-pondok_72.html?m=1)....
Kali ini mencoba gowes plus bermalam dan berburu kopi asli luak cisadon serta explore sekitaran lembah yang berada dicisadon. dengan gowes solorider rute Rumah-sentul-KM 0-Pondok pemburu-Cisadon-Rawa gede-Sinarghalih-Sukamakmur Jonggol-Cileungsi- Rumah, yang semulanya direncanakan sebelumnya berdua tapi akhirnya begitu malam menjelang keberangkatan H nya teman memberi khabar tidak bisa joint dan tidak jadi berangkat karena saudaranya ada yang sakit, sehingga yang sebelumnya sudah direncanakan perjalanan gowes menuju cisadon sudah terencana dengan siapnya tetap di esekusi tanpa patah semangat walau gowes dengan solorider/lonerider

Hari pertama Kamis, 25 Mei 2017
Berhubung akan bermalam diperkampungan Cisadon dengan sendiriannya kayuhan perjalananpun tidak berburu buru yaitu dengan santainya perjalananan dimulai jam 8 pagi dari rumah yang melewati lintasan jalan raya jakarta Bogor menuju sentul - Km 0 sesampai memasuki bababakan madang tak terlupakan mampir kei ndomart untuk melengkapi kebutuhan perbekalan makanan yang akan dibawanya menuju Cisadon..... Waktu tak berasa setengah jam lebih Setelah menikmati istirahat sambil minum dan ngemil makanan, masih dipelataran indomart kemudian perjalanan kayuhan dilanjutkan kembali dengan melewati bakmi golek dan mengarah ke bojong koneng Km 0 nampak rombongan goweser road bike yang sedang asyik menikmati turunan dengan sangat cepatnya....disinilah mulai kayuhan dengan medan menanjak terus sehingga speed jadi lambat tapi pasti ditambah dengan beban berat pannier yang dibawanya..... yang akhirnya tibalah sampai di KM 0 sebagai tempat singgah untuk Ishoma, nampak sepi dari para goweser lainnya, yang biasanya selalu ramai untuk akhir tujuan gowes kesini atau sekedar transit untuk menikmati dari tanjakan tanjakan sebelum km 0 tak terlupakan sayapun untuk Mengawali sambil beristirahat memesan minuman  khas teh jahe keprek plus menu makan siang sekaligus buat bekal makan malam untuk dibungkus Karena pas edisi sebelumnya gowes kecisadon disana tidak ada rumah makan, jadi harus dipersiapkan untuk menu makan berat, nggak lama kemudian datang goweser pengguna seli mampir untuk beristirahat juga yang arahnya datang dari atas atau cisarua megamendung yang muter dari Stasiun Bogor mengarah kejalan raya Puncak Cisarua - Taman matahari, sempat berkenalan dan ngobrol ngobrol mereka ini akan pulang menuju ke Rawa mangun...
Setelah menikmati istirahat kemudian dilanjutkan menuju sebuah musholla terdekat untuk melaksanakan shalat jam'ak Dzuhur dan ashar.....tak terasa jam menunjukan jam 12:30an nampak sudah gowes kesiangan karena dipikir gowes santai dan berencana untuk bermalam dicisadon, perjalanan dilanjutkan kembali masih dalam kesendirian mengarah ke rute yang sudah berulang kalinya melewati villa prabowo yang mengarah ke pondok pemburu-Cisadon.....setelah menikmati jalan dari KM 0 dengan lanjut selepas villa prabowo dengan jalan tanah yang sudah mengering sehingga enak untuk dilaluinya karena minggu belakangan ini tak turun hujan pertanda memasuki musim kemarau, yang sebelum sebelumnya kalau kesini selalu tanahnya becek dan berair ditambah bekas di garuk sama motor trail.
Nampak ada perubahan jalan setelah pertigaan pertemuan dari kampung awan  dan trek dari villa prabowo menuju pondok pemburu jalan sudah ditata rapih dan bertambah beberapa berdirinya bangunan diarea pondok pemburu ntah kenapa bisa ada seperti ini dan untuk apa peruntukannya. . .




Jalan menuju Cisadon dari pondok pemburu masih sama sama tidak ada perubahan dengan jalan yg masih berbatu dan tanah yang masih beberapa becek bekas aliran air sungai kecill yang mengalir Kejalan.
masih dalam kesendirian dan kesunyian ditengah lintasan sepanjang jalan menuju kecisadon nampak beberapa binatang lutung  yang sedang asyik bermain diatas pohon dan loncat dari pohon satu kesatu yg lainnya... 
Setelah melewati air terjun nampak begitu kelihatan dari kejauhan Perkampungan Cisadon yang dikelilingi perbukitan begitu damainya tinggal dikesunyian dari hiruk pikuk keramaian dan kebisingan kota sehingga bertambah semangat untuk dikayuhnya walau medan trek berbatuan dan sudah memulai turun perkampungan Cisadon dan bertemu papasan rombongan rider motor trail yang meninggalkan Cisadon salah satunya diantara mereka ternyata bos alfamart (Adi putra) penuturan dari seorang warga Cisadon Bpk. Farid tempat saya bermalam dirumahnya...
















Bermalam diperkampungan Cisadon
Jam 16:10...sampai dipintu gerbang diperkampungan Cisadon, setelah menikmati gowes santai  
yang sebelum belumnya  yang pertama  dan kedua dengan one day trip/PP... kali ini akhirnya Kesampaian juga walau awalnya rencana bertiga orang gowes menuju untuk bermalam menikmati suasana  Kesunyian, keheningan udara yang dingin di lembah cisadon namun gagal rekanku ini... tapi tak patah semangat untuk terus ditetapkan tujuan yang telah saya rencanakannya karena waktu 2 hari berikutnya akan memasuki bulan Ramadhan.
Yang semula mau rencana bermalam disebuah musholla perkampungan Cisadon dan  peralatan masak yang saya bawa untuk memasak  perbekalan sia sia tak kepakai karena sebelumnya pas saya baru datang sore harinya beramah tamah dengan warga sekitar ternyata Bapak Faridz namanya mengajak untuk  datang untuk kerumah kediamannya dan ternyata memang sudah terbiasa buat para pengunjung dari luar baik para tamu pengunjung rombongan motor trail dan orang luar Cisadon....karena rumah bapak Faridz ini ada warungnya ala kadarnya dan sederhana sekaligus pengelola & Bandar Kopi Cisadon, terakhir kalinya waktu itu datang kesini  belum ada warung dan belum ada pengelolaan kopi hasil metik dan luwak alami khas Cisadon dan yang sudah siap diminum ternyata ada perubahan dan  perkembangannya banyak yang datang para tamu/pengunjung ke Cisadon disaat liburan.
Disaat sudah dirumah Bapak Faridz Kopi luwak pun langsung disuguhi sambil beramah tamah... Tak terasa hari sudah  mulai gelap lampu penerangan yang sumbernya dari turbin yang ada disungai dinyalakan, sayapun bergegas mandi yang airnya segar sekali berasal dari mata air lembah Cisadon atau hulunya sungai aliran curug disekitar gunung pancar atau curug kencana dilanjutkan shalat maghrib dimusholla Al-A'la Cisadon...














Kembali lagi kerumah Bpk Faridz nampaknya lagi sibuk memproses kopi sampai akhir/jadi serbuk kopi, termasuk kopi saya yang tadi sudah dipesannya kopi luwak arabica, karena penasarannya sayapun tak segan segan untuk menengok kedapur untuk melihat proses sangrai dan rostingan kopi yang lagi diolahnya....Bapak faridz pun sekalian mensharing ilmunya dan banyak cerita tentang tanaman kopi dari awal cara memmetiknya atau nyari hasil dari kotoran luwak yaitu kopi dimakannya, hingga proses pengelalaan kopi sampai finish kepada saya, setelah digiling disuguhi lagi kopi yang baru masih hangat hasil olahannya yang selesai prosesnya sudah jadi serbuk untuk disuruh mencoba menyeduhnya rasa kopi khas Cisadon, sungguh nikmat sekali kopi luwak arabica murni ini dijamin katanya asam lambung nggak kenapa kenapa karena tanpa campuran bahan kimia yang seperti pada kopi luwak kemasan. 
Waktu sudah melewati Isya, kembali lagi kearah musholla yang berdekatan dengan rumah Bpk Faridz juga untuk melaksanakan shalat isya....suasana dimalam ini hening sekali hanya suara alam yang berbunyi hanya irama suara binatang malam yang saling bersahutan katak, jangkrik dan lain lainnya ditambah Udara hembusan angin malam semakin dingin karena cuaca tidak hujan  nampak banyak bintang bintang diangkasa...dilanjutkan makan malam yang sudah dibeli atau bekal dari warung di KM 0, nampaknya juga Bapak Faridz mengeluarkan jamuan hidangan makanan juga sehingga suasana semakin akrab untuk menikmati makan malam bersamanya. 
Saya baru sadar dan tahu ternyata dilembah Cisadon ini ada juga tumbuhan salada air pas sebelum memasuki pintu gerbang Cisadon saya langsung memetiknya buat santapan makan malam  yang berada dialiran sungai kecil ini dan jadi ingat pas naik gunung diargopuro sungai qalbunya yang banyak ditumbuhi saladaa air jenisnya yang sama di Cisadon ini buat santapan asupan makan buat para pendaki digunung argopuro Jawa timur. Pas bercerita dengan Bapak Faridz keberadaan mengenai pohon salada air disebelum pintu gerbang Cisadon ternyata itu dari tanaman yang asalnya berada dihulu sungai atau mata air yang berada dibawah persis tebing jajaran pegunungan Cisadon untuk diperbanyak....selesai makan malam sambil beristirahat duduk diatas bale yang terbuat dari full papan  kayu bagus semua, tak bosan bosannya saya bertukar pikiran dan berbagi pengalamannya serta saya penasarannya banyak bertanya mengenai asal usul dan sejarahnya tentang perkampungan Cisadon ini serta usaha kopinya....
Ternyata dilembah Cisadon ini sudah ada sejak jaman belanda yang mendiaminya terbukti ada bangunan buat tempat bersembunyi para tentara belanda dijaman penjajahan persis bangunan belanda yang ada dihutan kawasan TNGP di lembah diantara gunung joglok & geger bentang dengan  view yang indah gunung parango....setelah ketutup kembali lembah hutan cisadon buyutnya Bapak faridz ini yang pertama kali membuka lahaan ini setelah Indonesia merdeka untuk dijadikan lahan garapan yang semulanya tempat ini menyeramkan karena menampakan masih hutan aslinya dan rapat sekali  dengan pohon sebesar besar drum dan banyak pacet seperti hujan yang berjatuhan diwaktu itu pas saat membuka untuk tempat tinggal dan lahan garapan. Karena status tanah yang dimilikinya dicisadon ini bukan hak milik, yang hingga akhirnya sampai saat ini yang mendiami diperkampungan Cisadon ini berjumlah 27 KK tersebar dibeberapa titik.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 22:00 malam lewat berbincang bincang tentang dari kopi sampai kehidupan yang ada dicisadon ini, nampaknya mata mulai mengantuk dimulailah menyiapkan sleeping bag karena udara semakin malam berasa dingin sekali dilanjutkan untuk beristirahat, dilanjutkan kembali esokan paginya ketempat yang sebelumnya diobrolin tentang sisa bangunan belanda dan sumber mata air yang keluar melalui celah celah tebing batu sambil mencari kotoran luwak berupa biji kopi yang dimakannya...











Hari kedua Jum'at 26 Mei 2017, Pagi hari diperkampungan Cisadon
Setelah menikmati tidur semalam di perkampungan cisadon dengan rumah panggung yang sederhana ini yang terbuat dari ful kayu semuanya suasana menjadi back to nature ditambah udara semakin pagi bertambah dingin dengan suhu 10-15 °C.... Waktu Shubuh tiba saatnya menuju musholla yang berada ditengah perkampungan Cisadon dan hanya berjarak 30 meter dari rumah Bapak Faridz tempat saya bermalam.
Angin masih bertiup kencang yang jatuh dari ketinggian jajaran pegunungan yang tinggi setengah lingkaran lebih mengelilingi perkampungan Cisadon ini yang ternyata jadi membawa hawa dingin karena letaknya berada dilembah jadi berasa dingin sehingga jadi masih malas malasan untuk beraktifitas, untuk melawan rasa dingin dan bermalas malasan bergerak dengan berjalan jalan disekitar perkampungan ini sambil menikmati pesona pemandangan yang indah dengan sekitarnya hijau semuanya ditambah udara pagi yang masih bersih dan segar ini matahari mulai menampakan bias bias sinarnya inilah yang ditunggu tunggu untuk menghangatkan tubuh yang masih dingin ini, nampak salah satu dirumah warga yang sedang memproses hasil memetik panennya biji kopi untuk dibuang kulitnya dengan proses mesin karena proses selanjutya akan dijemur...dengan keramah tamahannya disuruh mampir lagi dan disuguhi kopi lagi untuk menghangatkan suhu tubuh ternyata masih saudaraan dengan Bpk Faridz, selesai beramah tamah dan matahari mulai meninggi saatnya kembali kerumah kediaman Bpk Faridz yang semalam telah diobrolin dan diceritakannya tentang lokasi sisa reruntuhan bangunan belanda dan ke sumber mata air hulunya sungai yang mengalir curug kencana dan mengalir kehilir sungai Cikeas Bekasi, sambil mencari kotoran luwak berupa biji kopi yang telah dimakannya...





Waktu sudah menunjukan jam 06:45 logistik yang saya bawa dikeluarkan biar dimasak sama keluarganya Bpk Faridz untuk sarapan pagi...sambil menunggu sarapan pagi yang sedang dibuatnya, Bapak Faridz dan saya mengikuti proses penjemuran kopi dari hasil orang warga sekitar Cisadon juga yang menjualnya kepada Bapak faridz sebagai bandarnya atau pengepulnya juga, butuh 4 hari proses penjemurannya sampai benar benar kering dan menyusut kadar airnya hingga bisa disimpannya atau proses selanjutnya disangrai....sajian sarapan sudah siap tersedia saatnya menikmati santapan sarapan pagi yang sudah tersedia dimeja teras depan rumahnya...selesai sarapan pagi bersiap menuju sasaran yang akan ditujunya yang berada disebelah mengarah samping rumah kediaman Bapak Faridz menuju jajaran pegunungan yang berdiri dengan kokohnya, nampak juga beberapa anak muda yang lewat menuju perkebunan kopi untuk merawatnya ranting ranting yang tumbuh tunasnya dibuang supaya buahnya menghasilkan lebih banyak.









Untuk menuju sisa sisa bekas bangunan belanda ternyata melewati perkebunan kopi punya Bapak Faridz, kamipun sambil lewat menemukan dan memungutnya beberapa kotoran luwak yang telah dimakannya baru semalam,berbicara mengenai kotoran luwak ternyata luwak membuang kotorannya/beraknya berada ditempat yang bersih, luwak pun makannya memilih biji kopi yang sudah sangat matang jadi kopi yang dihasilkan luwak yang telah dimakannya secara alami bukan peliharan pasti berkualitas bagus makanya kopi luak Cisadon sudah menembus pasaran international penuturan dari Bapak Faridz dan juga belum lama ini kopi cisadon didatangkan 3 orang penelitian selama 3 hari mengenai kopi olahannya dari cara memetiknya sampai jadi serbuk siap diminum buat kirim sample beberapa negara di Eropa dan negara lainnya....sambil berjalan menuju sasaran yang ditujunya Bapak Faridz ini juga memperkenalkan jenis perbedaan pohon dan buahnya kopi arabica dan robusta, kemungkinan tahun ini dan sampai tahun depan akan memasuki musim panen raya karena prediksinya akan memasuki cuaca musim kemarau yang terbukti dipohonnya calon bakal buah kopinya atau kembangnya keluar banyak, pas tahun kemarin kopi yang panen yang dihasilnya gagal karena faktor kebanyakan hujan dan angin yang mengakibat gagal berbunga jadi tumbuh daun muda selain itu juga pada rontok bunga yang dihasilkannya ternyata sama nasibnya pada buah rambutan dan durian gagal berbuah disekitar daerah Jabotabek dan sekitarnya karena kebanyakan musim hujan yang curahnya tinggi ditahun yang lalu.




Akhirnya sampai juga kesisa peninggalan bangunan Belanda ini hanya sebuah reruntuhan bongkahan batu dan genteng tempo yang dulu sebagai saksi bisu tempat markas persembunyian orang belanda ternyata banyak bekas galian lubang yang masih diperkebunan kopi konon katanya banyak harta karun yang ditinggal disini... selesai menyaksikan sasaran yg pertama perjalananan berikutnya dilanjutkan kesasaran sumber mata air yang keluar melalui celah celah batu dan mengalir kehulu sungai curug kencana dan bermuara kesungai cikeas yang mana letaknya nggak begitu jauh dari reruntuhan bangunan belanda tapi treknya menanjak ketebing bebatuan bukit, dari penuturan Bapak Faridz masih ada hubungannya sumber mata air ini dulu pernah dipakai dengan bukti peninggalannya berupa pipa air yang terbuat dari tanah liat namun kini telah hancur dan tidak telah tiada, sesampai mendekati mata air ternyata banyak tumbuh salada air yang sangat subur dialiran hulu sungai ini, di sumber mata air tak terlupakan membawa botol air minum yang ada disepeda untuk diisi sebagai bekal air minum untuk arah gowes pulangnya. Setelah dari sasaran yang terakhir ini tiba saatnya kembali kediaman rumah Bapak Faridz sambil masih mencari kotoran luwak.








Cisadon - Rawa gede
Jam menunjukan 8:50 sesampai dirumah Bapak Faridz waktunya untuk persiapan dan bergegas mandi biar badan terasa fresh sebelum mengayuh pedal....ada pertemuan dan perpisahan karena waktu sudah jam 9:20 kebersamaan dengan keluarga Bapak Faridz segera bepisah tak terlupakan point terpenting kopi luwak arabica dan robusta dibawa sebagai oleh oleh dirumah banyak kisah mengenai kehidupan yang ada didesa Cisadon ini dan sharing ilmu tentang kopinya, terima kasih Bapak Faridz atas jamuannya dan keramah tamahannya semoga pertemanan kita tak putus sampai disini suatu saat aku akan kembali lagi kedesa yang penuh kedamaian dan tenang ini





Setelah berpamitan dengan keluarga Bapak Faridz perjalanan arah pulang dimulai dijam 09:20 karena rencana target harus sudah sampai dirumah penduduk sekitar rawa gede sebelum jam 12 siang untuk melaksanakan shalat Jum'at, menurut keterangan Bapak Faridz biasanya orang Cisadon menuju ke rawa gede berjalan kaki yang sudah terbiasa sekitar 1 - 1,5 jam tanpa membawa beban dengan 30% menanjak dan 70% turun.....
Langkah kayuhan akhirnya dipacu untuk meninggalkan Cisadon yang treknya berada melewati rumah kediaman Bapak Faridz terus mengarah ke belakang dan melewati sungai pertama, setelah lintasan sungai jalan mulai menanjak dengan trek bebatuan dan tanah yang masih basah walau sudah beberapa minggu ini belum turun hujan juga tetap saja tanahnya masih basah berbeda sekali dengan trek yg umum dari Kampung awan-pondok pemburu menuju cisadon sudah kering...karena lintasan ini masih banyak pohon kopi yang ditanamnya serta hutan yang masih lembab ketutup pohon pohon besar ditambah banyak bekas lintasan air yang basah dan mengalir.







Roda terus berputar walau dengan TTB karena nggak mungkin bisa digowes dengan medan lintasan trek seperti buat kayak hikking atau mendaki ditambah ini dengan menanjak terus hanya bisa kesabaranlah dan mental yang harus kuat sehingga nantinya juga akan terbiasa walau masih dengan kesediriannya melintasi hutan ini, kaki harus terus melangkah sambil menuntun sepeda ditambah dengan beban berat pannier yang dibawanya disingle trek ini. Menuju kearah depan semakin sulit untuk dilewatinya dan ada rasa penasaran tantangan apalagi yang harus dihadapi lintasan berikutnya...? berharap yang tersulit dan tanjakannya berakhir karena jalurnya berkelok kelok tapi ada enaknya sich, suasana disekitar jalur ini adem dan teduh... tak terlupakan sekali kali melihat GPX yang sudah disettingnya dan untuk mengetahui sudah berapa jauh perjalanannya ini serta untuk mengetahui berada diketinggian berapa mdpl nya juga.







Setelah melewati sungai kedua salah satu aliran hulunya sungai Curug Leuwi hejo jalan semakin meyempit mirip lorong diantara kanan dan kiri tebing tanah yang agak basah sehingga susah untuk dilewatinya sandal gunung pun yang dipakainya salah satu talinya sampai putus karena tanah yang becek dan kesangkut akar terpaksa dilepas untuk nyeker/tanpa alas kaki untuk sementara waktu dulu. Akhirnya bebas juga penderitaan melewati jalur yang sempit ini ditandai dengan jalan sudah mulai mendatar dan tidak cekungan lagi yang jalur sebelum belumnya, sambil beristirahat dan meminum air yang diambilnya dari mata air dilembah cisadon sungguh mak nyos segarnya sambil membayangkan bagaimana kalau disaat musim hujan dan kehujanan melewati trek seperti ini mungkin bisa bermain lumpur penderitaannya semakin luar biasa.











Jalan mulai mendatar sebagai titik tertinggi tapi lintasan masih berlumpur, check di GPX view ranger sekitar 1350 mdpl dan dilanjutkan dengan jalan mulai turun terus sampai rawa gede yang hanya beberapa rolling sedikit nggak terlalu curam melewati aliran 2 sungai













setelah itu nampak ada bangunan gubuk dan lintasan bekas motor trail pertanda sebagai batas antara hutan dengan ladang perkebunan, setelah masuk melewati keperkebunan kopi nampak senangnya hatiku sudah kelihatan pemandangan dari kejauhan gunung batu dan daerah jalur puncak dua, Ciherang serta Cipamingkis Jonggol. Dengan semangatnya masih perjalanan gowes downhill dipercepat mengingat waktu sudah menunjukan jam 11:25 untuk mencari menuju mesjid terdekat disekitaran rawa gede untuk menunaikan shalat jum'at, hingga melewati Sungai lagi yang masih jernih sekalian bersih bersih kaki yang blepotan dengan tanah, selesai bersih bersih sampailah bertemu rumah penduduk pertama hanya beberapa rumah saja yang sangat sederhana terbuat dari ful kayu saja kemudian melintasi sungai lagi yang besar dilanjutkan memasuki desa bobonteng....sempat dihadang segrombolan anjing yang menggogong terus menerus dirumah yang pertama desa bobonteng ini karena mungkin saya dianggap orang asing ditambah membawa gegembolan disepedaku ini sayapun berteriak kepada pemiliknya dan minta dijauhkan dari saya karena agresifnya sianjingnya ini, akhirnya sang pemilik anjing ibu ibu keluar dan akhirnya terbebaslah hadangan dari anjing anjing ini sambil bertanya mesjid masih jauhkah....jalan mulai makadam bebatuan dan masih turun terus yang curam membayangkan kalau lewat sini menuju cisadon wow tanjakan makadamnya mantap.







Dengan semangatnya masih perjalanan gowes downhill dipercepat mengingat waktu sudah menunjukan jam 11:25 untuk mencari menuju mesjid terdekat disekitaran rawa gede untuk menunaikan shalat jum'at, hingga melewati Sungai lagi yang masih jernih sekalian bersih bersih kaki yang blepotan dengan tanah, selesai bersih bersih sampailah bertemu rumah penduduk pertama hanya beberapa rumah saja yang sangat sederhana terbuat dari ful kayu saja kemudian melintasi sungai lagi yang besar dilanjutkan memasuki desa bobonteng....sempat dihadang segrombolan anjing yang menggogong terus menerus dirumah yang pertama desa bobonteng ini karena mungkin saya dianggap orang asing ditambah membawa gegembolan disepedaku ini sayapun berteriak kepada pemiliknya dan minta dijauhkan dari saya karena agresifnya sianjingnya ini, akhirnya sang pemilik anjing ibu ibu keluar dan akhirnya terbebaslah hadangan dari anjing anjing ini sambil bertanya mesjid masih jauhkah....jalan mulai makadam bebatuan dan masih turun terus yang curam membayangkan kalau lewat sini menuju cisadon wow tanjakan makadamnya mantap.













Akhirnya situ rawa gede sudah nampak kelihatan dari atas yang sebelumnya melintasi sungai lagi yang terakhir dan nampak juga sebelah kanan tebing batu perbukitan yang hijau memanjang dan menjulang tinggi ditambah ada berupa air terjun cibereum yang membuat tambah indah pemandangannya, alhamdulillah sampai juga dilokasi wisata situ rawa gede dan diteruskan menuju mesjid nggak jauh dari lokasi situ rawa gede ini, pas banget suara adzan pun berkumandang tiba waktunya untuk melaksanakan kewajiban shalat Jum'at.





Setelah melaksanakan shalat Jum'at berdekatan dengan situ rawa gede hanya berjarak sekitar 100 meter dari mesjid yang ada disekitar sini, waktunya untuk menikmati santai sambil menyeruput kopi plus gorengan diwarung yang ada disekitar pinggir situ rawa gede ini dengan background pemandangan jajaran pegunungan yang menghijau....tak terlupakan mengambil moment ini lewat jepretan digital camera yang sudah disiapkannya.
Situ rawa gede ini adalah danau alami letak lokasinya berada diketinggian 800an mdpl yang sekarang ini tempatnya belum lama ini dijadikan lokasi wisata sukamakmur jonggol dengan adanya penataan fasilitas...nampak beberapa perahu yang lagi bersandar bagi yang mau ingin berkeliling diwisata air ini, serta disebelah bagian perbukitan terdapat air terjun kecil yang mengalir kesitu rawa gede
















Kembali kerumah
Tak terasa jam 13:35 asyiknya berada dilokasi ini, tiba saatnya untuk beranjak untuk meninggalkan lokasi ini menuju arah pulang kerumah yang semula rencana mau pulang keluar jalan aspal kearah curug ciherang dan curug cipamingkis akhirnya lewat menuju jalan desa kebun nanas-sinar jaya nampaknya asyik dan tertarik melewati hamparan pematang sawah.
Setelah selesai menikmati keindahan danau rawa gede jalur arah pulang mencoba motong jalan lewat desa kebon nanas-Sinarjaya dilanjutkan kejalan raya sukamakmur-kota jonggol-jalan alternatif Cibubur(transyogi). Yang sebelum sebelumnya kenyaang dengan jalan tanah dan hutan, kali ini berganti suasana melewati perkampungan dengan jalan yang bagus sudah dicor dan masih dengan jalan menurun terus dan disuguhi banyak pematang sawah dengan terasering yang indah dengan background disebelah kiri jajaran pegunungan yang saya sudah lewati sebelumnya cisadon-rawagede....setelah perkampungan kebun nanas berakhir berganti dengan jalan makadam bebatuan dengan lintasan ditengah tengah pematang sawah dan berlanjut lagi memasuki perkampungan sinarjaya.





















Jalan sudah mulai beraspal hingga ketemu sampai dijalan raya sukamakmur puncak dua yang sudah mulai ramai lalu lalang bermotor dan mobil....jam sudah 14:40 perut terasa lapar saatnya untuk minggir dulu untuk menikmati santapan sop iga sapi dipertigaan pasar sukamakmur nampak ramai suasana pasar yang mungkin pada persiapan menyambut pertama bulan ramadhan warung rumah makan ini juga pernah disingahinya setahun yang lalu pas gowes Menuju Cipanas Cianjur-puncak mang ade, 45 menit sudah setelah rehat lanjut lagi gowes arah pulang menuju jonggol.... Pas sampai di aliran sungai Cipamingkis selalu menyempatkan mampir kalau gowes melewati sungai yang satu ini, karena dasar sungainya dengan banyak batu batuan dan sendimen membentuk proses secara alamiah yang bagus, kali ini debit airnya surut nampak riang gembiranya anak anak yang berendam/mandi dialiran sungai ini.....perjalanan dilanjutkan kembali hingg tak terlupakan waktu sudah jam 16:30 untuk menunaikan shalat ashar dimesjid daerah jalan dayeuh jonggol.









Selesai shalat ashar diterusksn kembali perjalanan yang masih tersisa untuk kembali kerumah sepertinya dengan kondisi seperti ini bisa shalat tarawih pertama dijalan. Roda berputar mengikuti pedal yang dikendalikannya untuk mencapai suatu tujuan akhir, tapi apa daya kendaraan bermotor dan mobil sepanjang transyogi padat merayap yang akhirnya diperempatan cileungsi terjadi stage yang mengakibat macet panjang mengekor kebelakang karena mungkin pada persiapan mau menyambut malam pertama bulan ramadhan atau shalat tarawih sehingga saya pun berimbas untuk terpaksa melipir kemesjid agung cileungsi karena jam sudah menunjukan 18:10, yang terlebih dahulu biar badan tidak bau keringat dan biar rasanya jadi fresh diawali mandi dan dilanjutkan shalat maghrib sekalian waktunya untuk tidak terburu buru/santai terpaksa melaksanakan shalat isya dan tarawih pertama dimesjid ini sekalian karena jarak tinggal hanya menyisakan 15 Km lagi sampai rumah...





Alhamdulillah sampai juga dirumah dijam 20:35, kayuhan dalam bermalam diperkampungan Cisadon yang jauh dari hiruk pikuk keramaian dan kebisingan ibu kota bisa terwujud walau dengan solorider banyak kisah dan pelajaran yang dipetik dari kehidupan disana...sampai ketemu lagi diperjalanan gowes berikutnya Cisadon-Paseban Cibalao( Cisarua puncak)







#satu sepeda sejuta sahabat
#my trip my adventure
#my bike my packer
#my bike my adventure









































No comments: