Kampung Urug merupakan sisa peradaban masa silam yang sampai saat ini nilai – nilai ketradisiannya masih dipertahankan. Dilihat dari sejarahnya, Masyarakat Kampung Urug menganggap bahwa mereka berasal dari keturunan Prabu Siliwangi, raja di kerajaan Pajajaran Jawa Barat. Bukti dari anggapan tersebut di antaranya menurut seorang ahli yang pernah memeriksa konstruksi bangunan rumah tradisional di Kampung Urug, beliau menemukan sambungan kayu tersebut sama dengan sambungan kayu yang terdapat pada salah satu bangunan di Cirebon yang merupakan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Pajajaran.
Riwayat Kampung Urug bukan terucap nama dengan begitu saja, dibalik kata itu tersembunyi kata “ GURU “ ; menurut pikukuh adat kepercayaan Kampung Urug, sudah berdiri sejak 450 tahun yang lalu, adanya sebuah mandala urug dengan masyarakatnya yang berpegang teguh kepada adat istiadat akan memegang suatu keteladanan kesundaan. Menurut cerita Kampung Urug sejaman dengan masa pemerintahan Prabu Nilakendra ( 1551 – 1569 M ) beliau seorang raja alim dan bijaksana dan banyak mengabdi pada hal – hal kegaiban, konon sisa – sisa pengabdiannya diantaranya patilasan raja masih ada di Kampung Urug, umumnya patilasan disebut Kabuyutan atau mandala yaitu suatu tempat yang jauh dari keramaian yang dijadikan tempat berkhalwat atau memuja sang maha pencipta adalah mungkin hal ihwal mula adanya mandala urug dimulai dari Gedong Ageung.
Sumber : http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/
Dilihat dari lokasi diKoordinat : 6° 34' 42" S, 106° 29' 28" E....dan hasil terawangan tesebut bisalah dengan bersepeda one day trip dengan jarak 154 KM PP, trip ini memang menjadi target yang sudah lama menjadi planing untuk menuju kesana setelah beberapa rekan goweser yang sudah menjajakinya kearah kampung urug...Tiba saatnya mengeluarkan sepeda federal lady stray cat dihari Minggu pagi jam 5:30 yang rencana semula hanya untuk gowes menuju kelokasi bikecamp ciputri dalam rangka miladnya Fedtang yang ke 2, setelah persiapan selesai start kayuhan dimulai jam 06:15.
Pagi hari minggu yang cerah 27/11/2016 melintasi kayuhan jalan raya jakarta Bogor nampak para beberapa goweser juga sepanjang jalan ini yang juga asyik menikmati kayuhannya melintasi jalan ini, mungkin sudah punya rencana tersendiri.....roda terus berputar mengikuti pedal yang dikayuhnya hingga tak terasa memasuki Yasmin Bogor dijam 7:45, setelah itu seperti biasa melewati jembatan cisadane istirahat terlebih dahulu disisi pinggir jembatan ini sambil menatap pemandangan gunung salak yang kelihatan begitu jelasnya kemudian dilanjutkan kembali perjalanan gowesan trip ini dengan kesendiriannya...setelah memasuki jalan raya dermaga IPB Bogor nampak beberapa rombongan para goweser yang penuh gegombolan disebrang jalan yang asyik menikmati perjalanan turunan dan menyapanya dengan suara kring kring, sepertinya itu juga para goweser yang habis bikecamp diciputri dalam rangka menghadiri miladnya fedtang....nah dari situlah ada mulai keraguan untuk menuju kesana yang akhirnya diputuskan menuju kayuhan ke kampung adat urug dengan secara mendadak perencanaannya.
sepanjang jalan arah leuwiliang ini banyak yang menjajakan makanan kuliner khas Bogor yang akhirnya terpikat juga mampir salah satu warung soto mie Bogor A Andi yang ke 5 didaerah Ciampea urutan dari jalan raya bubulak Bogor, sekaligus mengisi perut yang belum terisi nasi dari rumah baru sekedar makan pisang rebus plus kopi, setelah menikmati santapan makanan khas Bogor ini perjalanan kembali diteruskan dengan rute yang tanjakan tanjakan halus dengan masih kendaraan kendaraan ramai lalu lalang termasuk dijalan lintas propinsi ini, memasuki wilayah leuwisadeng pas lintasan aliran dari hulu sungai cikaniki nampak wajah wajah bocah polos yang sedang asyik main cliff jumping dialiran dam ini sempat aku menghampirinya untuk mengabadikan gaya gaya salto loncat indahnya,
dijalan raya daerah leuwisadeng sudah sepi dari ramai kendaraan kendaraan angkot dan kendaraan lainnya sehingga nyaman buat untuk bersepeda, seperti biasa kalau lewat sini yang sebelum belumnya gowes kebaduy atau kebanten pas pertigaan menuju kenanggung antam dan cugideg selalu meyempatkan mampir dulu dialfamart ini sekaligus membeli minuman dingin dan yang lainnya sekaligus menikmati istirahat sebelum perjalanan menanjak yang panjang dengan terkenal tanjakan cigudeg arah perkebunan kelapa sawit....pas persiapan mau melanjutkan perjalanan berikutnya tiba tiba datang rombongan goweser dengan personel 7 orang menggunakan sepeda MTB dengan blepotan tanah yang katanya habis dari pegunungan yang kelihatan dari halaman parkiran alfamart ini yang katanya habis melintasi dengan trek perkebunan kelapa sawit cisangku dan perkebunan teh cirangsad, sehingga terjadilah perkenalan saling menanyakan tempat tinggal dan tujuan gowesan, yang akhirnya jadi bareng gowes dengan tujuan melintasi yang sama yaitu kearah setu cigudeg karena mereka ternyata tinggal diwilayah tersebut...
Setelah selesai istirahat hampir satu jam dan ngobrol ngobrol dengan rombongan goweser ini perjalanan diteruskan kembali bersama teman baru, diawali dengan lintasaan tanjakan yang panjang ini dengan mengayuh penuh santai dan pasti disaat melintasi tanjakan ini yang akhirnya sampailah memasuki perkebunan kelapa sawit cisangku cigudeg, Pertemuan yang sangat singkat dengan komunitas goweser yang berdomisili dicigudeg ini harus berpisah, sempat dapat tawaran harus mampir kerumahnya....
karena mengingat waktu takut nggak cukup tetap saya melanjutkan perjalanan berikutnya yang ada pertigaan jalan ngambil belok kearah kiri menuju kampung urug.... matahari sudah mulai terasa teriknya lintasan memasuki jalan perkebunan kelapa sawit lagi dengan trek yang landai diteruskan setelah perkebunan kelapa sawit jalan mulai menurun terus disalah satu posisi lintasan ini sebelah kiri nampak jurang dan pemandangan loss kelihatan jajaran barisan bukit bukit dan pegunungan yang membuat terkesima untuk dipandangnya dan membayangkan tepat satu bulan yang lalu perjalanan melintasi Gunung dahu - antam gunung pongkor - TNGH - Ciptagelar serta sambil beristirahat menikmati sajian bekal makanan kecil dan cokelat yang dibeli dari alfamart sebelumnya sebagai asupan penahan lapar....
setelah beberapa menit beristirahat dilanjutkan kembali masih menikmati jalan turunan yang akhirnya sampai juga batas akhir turunanan setelah melewati jembatan sungai yang besar lintasan kali ini berubah menjadi lintasan yang menanjak terus menerus yang berkelok kelok seperti huruf "S" tiada hentinya dengan panorama pemandangan yang indah tak terasa sudah berada diketinggian lagi melihat pemandangan hamparan sawah berundak yang baru ditanamnya beserta rumah rumah yang menempati didaerah perbukitan....sempat hampir kebablasan salah jalan menuju kampung urug yang harusnya kekiri dan menanjak ini malah lurus dengan jalan yang lurus aspal Bagus dan mulus dipertigaan yang ada pospol karena ini jalan yang salah akan menuju wilayah Banten setelah menanyakan disekitaran orang disini...
Sebelum memasuki perkebunan kelapa sawit lagi daerah cipatat ternyata ada plang situs batu tapak dengan rasa penasarannya sayapun mencoba mengarah kesana yang letaknya ditengah pematang sawah untuk melihat situs ini, nampak bekas salah satu telapak kaki yang mengecap pada batu ini. Apakah ini mungkin ada kaitannya dengan kampung urug yang merupakan dari prabu sliwangi...?
Setelah dari mengamati batu tersebut tak berlama lama ditempat situs batu tapak tersebut langkah kayuhan diteruskan kembali mengingat cuaca dengan gelapnya awan hitam dan mendung sekali yang lintasan jalannya sedikit lagi beberapa kelokan lagi yang masih menanjak, setelah menanjak jalan berubah menjadi mendatar, berbelok belok dan lintasan berubah kanan dan kirinya dengan pemandangan perkebunan kelapa sawit kemudian ketemu pertigaan yang kekanan mengarah kekampung cipatat dan kalau kekampung urug ambil sebelah kekiri atau lurus nggak jauh dari pertigaan tersebut kurang lebihnya 700 meter akan menemukan plang menuju kampung urug 2 km kearah kekiri dengan jalan yang menurun kemudian setelah 300 meter akan bertemu kantor desa urug dilanjutkan dengan pemukiman termasuk bagian kampung urug semakin kebawah jalan dengan aspal mulus tapi turunan tajam yang harus berhati hati karena rintik rintik hujan baru saja turun, alhamdulillah pas dijam 14:09 sampai digedong alit abah ukat dan langsung dengan turun hujan dengan derasnya.
Di gedong alit ini didepan nampak para pemuda urug yang sedang berteduh atau lagi kumpul kumpul sayapun mengikutinya untuk beramah tamah dan dipersilahkan untuk masuk kalau ketemu sama abah ukat selaku pimpinan kampung adat ini kata anak muda urug tersebut, ternyata abah ukat sedang lagi dibelakang atau didapur yang lagi menikmati santainya dilantai bale bale yang terbuat dari kayu yang kekar dan bagus, sayapun langsung menghampirinya untuk mengucapkan salam dan jabat tangan sebagai rasa hormat untuk bertamu atau berkunjung kekampung ini......sambil menikmati sajian minuman hangat terjadilah obrolan obrolan atau beramah tamah dengan abah ukat ini, nampak juga ibu ibu yang sedang asyik beraktifitas memasak didapur yang khas dengan memasak kayu bakarnya, banyak cerita yang saya dapatkan tentang kehidupan kampung adat urug ini tapi perkembangan zaman telah berubah sekitaran kampung urug ini tempat tinggalnya sudah mulai bergeser dengan bangunan bangunan asli seperti dulu tapi tetap mematuhi perarturan adat yang harus dipatuhinya dan kegiatan kegiatan adat yang masih dijalankannya.......
Setelah beramah tamah, hujanpun mulai reda mohon ijin untuk pamit kepada abah ukat sekaligus melihat/explore suasana sekitaran kampung adat ini diteruskan dengan sholat jamak, setelah sholat tak lupa kamera disiapkan untuk mengabadikan leuit leuit/lumbung padi yang ada disini berikut suasana pemandangan disekitarnya.....
waktu potret memotret telah usai yang sebelumnya jadi photographernya anak anak kecil wilayah kampung urug ini yang sedang mengerubuti sepedaku ini dengan senangnya saya ajarkan terlebih dahulu mengoperasikannya dan sebagai rasa ucapan terimakasih beberapa kue dan cokelat saya berikan dan diterima dengan senangnya anak anak kecil kampung urug ini.
Dua jam saja kunjungan yang sangat singkat kekampung urug ini mengingat waktu sudah jam 16:00 kayuhan segera harus pulang, ada 4 pilihan jalur apakah melewati jalur arah yang awal datang dengan tanjakan yang dashatnya atau jalur alternatif melewati jalan bercor melipir masih dengan tanjakannya melewati yang ada kuburan & pohon bambu dan akan bertemu perkebunan kelapa sawit cipatat rute lebih pendek, yang ketiga melewati jalur yang kedua tapi akan berbelok kekanan yang ada hutan pohon bambu dan akan bertemu dijalan banar namanya, rute ini lebih terdekat dan singkat beda 3 KM tapi jalannya jelek berbatu dan yang terakhir jalan menurun melintasi sungai jalan menuju alternatif kearah nanggung yang akan bertemu jalan lintasan daerah Nanggung - TNGH tapi jalan lintasan tersebut jelek dan kecil....atas saran abah ukat akhirnya memilih jalur yang kedua ditambah karena menggunakan sepeda bukan MTB.....setelah melewati jalan yang berbeda dengan lintasan yang pertama datang nanti akan bertemu kembali dijalan aspal yang sebelum telah dilewatinya, kiri menuju jalan kampung urug juga jalan utama yang akan ada plangnya petunjuknya waktu datang dan diteruskan katanya akan bertemu pertigaan Wisata Cisangku TNGH yang sebulan lalu pernah dilewatinya trip menuju TNGH - Ciptagelar....dijalur yang setelah akses kedua ini, ada tugu perbatasan wilayah kiara pandak dengan sukajaya.
Tiba saatnya mengayuh kembali dijalan yang tadi awal pas berangkat sudah dilaluinya dengan arah sebaliknya arah pulang dijalan ini setelah berhenti sejenak mengatur nafas yang terengah engah setelah dengan lintasan tanjakan dari arah bawah kampung urug kemudian tinggal menikmati jalan menurun yang berbelok belok kembali kemudian dilanjutkan kembali dengan jalan sedikit menanjak sampai dipertigaan yang ada tower sebagai tanda, diteruskan ambil kanan dengan arah yang berbeda dari jalan sebelumnya melewati perkebunan kelapa sawit cisangku jalan raya cigudeg - jasinga, yang ambil kanan ini rute lebih dekat kearah leuwisadeng /leuwiliang dibandingkan dengan jalan yang datang pas berangkat atas saran goweser yang ketemu dialfa mart sebelumnya karena ini jalan alternatif lebih pendek menuju pertigaan yang tadi beristirahat siang dialfamart sebelumnya...bisa berbeda 4 km jarak tempuhnya ditambah jalan banyak turunan Kalau dari kampung urug sampai didaerah lukut nama daerah pertemuan jalan Nanggung - TNGH dilanjutkan kembali akan bertemu pertigaan dan jembatan menuju antam g.pongkor waktu terus berjalan speed kayuhan pun dipercepat untuk menuju arah pulang tak terasa memasuki daerah pasar leuwiliang adzan maghrib berkumandang. disusul dengan waktu sudah mulai gelap persiapan lampu dikeluarkan untuk menerangi jalan yang akan dilewatinya sekaligus sebagai kelengkapan safety bersepeda dimalam hari.....
perut terasa lapar logistik masih tersedia dipannier kemudian dimakan dengan lahapnya sebagai pengganjal penahan lapar dan tenaga buat perjalanan kayuhan berikutnya.....melewati bubulak cipor akhirnya dapat juga pesanan yang diminta buat oleh oleh request dari orang yang dirumah kuliner khas Bogor manisan buah pala yang banyak dijajakan sepanjang jalan bubulak cipor ini, setelah didapatnya perjalanan diteruskan kembali dengan ramai dan padat diantara kendaraan kendaraan asap lainnya melintasi jalan raya parung Bogor dan kemudian jalan raya Jakarta Bogor....perut mulai terasa lapar lagi nggak ketahanan karena dari siang belum memakan berat (nasi), baru sekedar makanan ringan saja yang baru disantapnya terpaksa mampir dirumah makan didaerah pemda cibinong plus minum segelas kopi hitam sebagai tenaga bisa fresh kembali untuk mengayuhnya...yang sisa perjalanan arah pulang dilanjutkan kembali dan alhamdulillah sampai dirumah jam menunjukan 22:05 dengan record distrava 154 KM....
#satu sepeda sejuta sahabat
#my trip my adventure
#my bike my packer
#my bike my adventure
No comments:
Post a Comment