Friday, June 23, 2017

Gowes solorider menembus kabut TNGH - CIPTAGELAR - PELAB. RATU

Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) merupakan taman nasional terluas dipulau Jawa dan termasuk dalam  hujan tropis yang kaya akan keaneka ragaman hayati, keindahan bentang alam dan beragam budaya tradisionalnya. Ketiganya membentuk suatu karakter ekosistem Yang sangat unik sebagai gudang ilmu pengetahuan, penelitian sekaligus sebagai obyek wisata alam. Dilihat dari bentuk peta kawasannya, TNGHS memiliki jalur yang panjang mulai dari gunung Endut barat (1297 mdpl), gunung pameungpeuk(1455 mdpl), Gunung Ciawitali(1530 mdpl), Gunung Kencana (1831 mdpl), gunung halimun utara (1929mdpl), gunung sanggabuana (1920 mdpl), sedangkan disebelah timur gunung kendeng utara (1337 mdpl) dan dibagian tenggara terdapat gunung kendeng selataan (1680 mdpl)dan gunung halimun selatan (1758 mdpl). Gunung Salak 1 (2211 mdpl) gunung salak 2 (2180 mdpl) /gunung endut timur ( 1571 mdpl) dan gunung sumbul (1926 mdpl). Disekitar kawasan TNGHS terdapat bukit memanjang mulai dari Gunung Endut (disebelah barat) melintasi gunung kendeng (dikawasan baduy) kemudian perlahan menurun sampai kegunung Honje dan semenanjung ujung kulon. sedangakan disebelah timur berhubungan dengan TNGP yang dipisahkan oleh sungai citatih, sungai cisadane dan jalan propinsi Ciawi - Sukabumi. selain itu juga terdapat beberapa enclave berada didalamnya seperti enclave perkebunan teh nirmala dan cianten, dan terdapat pula beberapa lahan garapan pertanian dan pemukiman seperti desa Malasari, Malani, Nirmala, Citalahab dan lainnnya yang konon para petani sudah tinggal berpuluh puluh tahun sebelum ditetapkan wilayah kawasan taman nasional/konservasi.
Kawasan TNGHS mempunyai nilai penting sebagai daerah tangkapan air. Banyak sungai yg mengalir berasal dari kawasan ini, lebih dari 115 sungai dan anak sungai yang berhulu dari kawasan TNGHS ini yang bermuara kelaut utara maupun selatan.
Dibagian utara, gunung halimun salak terdapat 3 daerah aliran sungai penting yaitu sungai Ciberang (ciujung), sungai Cidurian dan Cikaniki (Cisadane). Disebelah selatan terdapat 9 DAS sungai Cimadur, Cihara, Cisiih, Cibareno, Cisolok, Cimaja, Cikasomayang, Citepus dan Cimandiri(Citatih/Citarik). Sungai sungai tersebut melintasi wilayah Bogor, Tanggerang, Rangkasbitung, Pelabuhan ratu dan Bayah. Aliran ini banyak digunakan untuk mengaliri lahan pertanian, kegiatan rumah tangga, pembangkit listrik mikrohidro/turbin dan wisata arum jeram.
Wilayah TNGHS termasuk wilayah kedalam dua propinsi (Jawa barat dan Banten), dengan 3 kabupaten (Bogor, Suakabumi dan Lebak) yang terbagi kedalam 26 kecamatan dan terdiri dari 106 desa. Masyarakat lokal yang ada umumnya adalah suku sunda, yang terbagi kedalam kelompok masyarakat kasepuhan dan bukan kasepuhan. Untuk masyarakat kasepuhan secara Historis penyebarannya terpusat dikampung Ciptagelar dan dengan kasepuhan bagian dari Ciptagelar yaitu kampung kasepuhan Citorek, Cisungsang, Ciptarasa/Sinaresmi, Cicarucub, Ciptamulya, Bayah, Cisitu, Urug dan masih banyak lagi kasepuhan lainnya yang dalam kesatuan desa adat banten kidul. Masyarakat kasepuahan masih memiliki susunan organisasi secara adat yang terpisah dari struktur organisasai pemerintahan. Bahasa yang umumnya digunakan oleh masyarakat lokal adalah bahasa sunda dan mayoritas penduduknya beragama islam walau masih terdapat ada yang menganut kepercayaan lama (sunda wiwitan), Mereka masih memegang teguh adat kebudayaan nenek moyangnya terlihat dalam keaneka ragaman kehidupan sehari hari, arsitek rumah, sistem pertanian dan interaksi dengan hutan sekitarnya.
Masyarakat kasepuhan masih menggunakan dan melindungi hutan berdasarkan konsep turun menurun seperti adanya 'Leuweung titipan' (hutan titipan), leuweung tutupan (hutan tutupan) dan 'leuweung sampalan' (hutan bukaan).
Mereka masih berinteraksi yang kuat dengan hutan sekitarnya, mempunyai pengetahuan etnobotani dan menggunakan tanaman atau tumbuh tumbuhan disekitar selain itu mereka juga mengetahui lebih dari 400 jenis dan menggolongkannya berdasarkan penggunaannya seperti bahan bangunan, kayu bakar, bahan dan alat pertanian, obat obatan, makanan, upacara adat dan lainnya sehingga pengetahuan tesebut dari dulu hingga sekarang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.
(sumber : "Buku menyingkap Kabut Gunung Halimun Salak" ===> penyusun by TNGHS dan JICA/Japan International Cooperation Agency) .


Berawal dari pertemuan dan perkenalan Mendaki gunung di Merbabu Jawa tengah pada bulan Mei 2016 dengan rekan yang kebenaran tinggal dan bekerja di Antam G.Pongkor....dari situ saya mulai menanyakan dan memperbincangkan tentang wilayah bentangan alam dan jalan menuju arah kesana TNGH dengan bersepeda karena sudah lama penantian yang dinantinya untuk dieksekusinya karena keindahan alam yang kaya akan flora & faunanya dan kehidupan masyarakat setempat serta kasepuhan kampung adat sekitar TNGH ...Tiba akhirnya waktu yang dinantikan akhir bulan Oktober untuk bersiap menuju gowes/touring dan bikecamp menuju TNGH dan perkampungan adat Ciptagelar yang sebelumnya sibuk dengan aktifitas pekerjaan yang seperti biasanya, butuh perencanaan manajeman perjalanan dan persiapan matang yang sebelumnya menggali berbagai sumber dan yang pernah gowes kearah sana.
HARI PERTAMA:
Tiba saatnya dihari pertama sabtu pagi 29/10/2016 start kayuhan dimulai perjalanan petualangan dari rumah dijam 03:30 yang sudah janjian ditikum pertama dengan rekan kerja didepan tempat saya bekerja PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Gandaria Jakarta Timur yang akhirnya perjalanan ini dimulai jam 4 pagi bersama rekan kerja yang semangatnya luar biasa untuk mengikuti kayuhan saya ini.Diawali dengan kebersamaan kayuhan duet melintasi jalan raya Jakarta Bogor yang masih sepi dan cuaca dingin dipagi hari..


tak terasa adzan shubuh sudah berkumandang tiba waktunya untuk berhenti sejenak dipom bensin setelah Perkapuran Cimanggis Depok untuk melaksanakan Kewajiban sebagai muslim sekaligus untuk menuju ketoliet. 35 menit sudah berlalu....perjalanan dilanjutkan kembali yang masih gelap yang akan sebentar lagi akan terang benerang kayuhanpun tetap dilaju dengan sangat menikmatinya gowesan putaran pedal yang dikayuhnya, mulai dari daerah Cibinong sampai Jalan baru Jalan layang Bogor, teman gowesanku ini sudah mulai sering ketinggalan sehingga langkah kayuhanya jadi sering beberapa kali berhenti dan menunggunya teman yang masih tertinggal dibelakang....setelah melewati Yasmin Bogor masih juga ketinggalan jauh terpaksa berhenti lagi lama untuk menunggunya.....dengan rasa penasarannya saya mencoba tukar pakai ada apa dengan keterlambatannya ternyata setelah dipakai ada yang nggak beres dengan sepeda rem sepeda belakangnya mengunci atau tidak main rem hidroliknya/macet ditambah dengan ban depan bearingnya serta poros bagian stangnya oblak atau goyang karena sering dipakai buat downhill ditambah ternyata belum dicheck kesiapannya atau diservice untuk mengikuti trip ini dengan terpaksa akhirnya temanku ini cukup sampai disini saja kayuhannya berkat dari saran saya karena perjalannya masih jauh banget dan bisa nenghambat waktu kalau begini caranya, akhirnya temanku ini mengikuti saran saya yang akhirnya dengan terpaksa berpisah dijembatan cisadane Bogor ini untuk kayuhan kebersamaannya karena sudah tersusun rapih settingan planing gowesan menuju kesana terpaksa akhirnya gowes dengan solorider menuju kayuhan TNGH&Ciptagelar
.



Mulai mengayuh dalam kesendirian yang sudah ramai dengan kepadatan dan kemacetan dijalan raya menuju leuwiliang, selepas dermaga IPB Bogor kemacetan sudah tidak ada lagi sampai menuju ketitik kedua untuk bertemu teman yang sudah janjian sebelumnya dengan tujuan menuju TNGH dan sekaligus bersilahtuhrahmi kerumahnya digunung pongkor Nanggung. Dipertigaan ATC leuwiliang inilah untuk titik ketemuan yang sudah janjian bertemu karena akan memotong jalan melewati pabangbon - gunung dahu rute lebih dekat dan sepi daripada lewat jalur utama dari nanggung-antam (jl.Ace thabrani) menurut rekan yg akan mengguidenya sampai kerumahnya dan pintu gerbang TNGH serta kepenambangan emas gunung pongkor. Tepat jam 8:25 sampai juga untuk menemui rekan yang sudah janjian sebelum belumnya dipertigaan ini yang seharusnya janjian jam 7 pagi meleset karena ada sesuatu hal yang bermasalah dengan perjalanan sebelumnya, perut mulai lapar dan belum sarapan pagi hanya memakan ringan dan menu coklat yang selalu tersedia.....sambil menunggu rekan yang sudah diinformasikan bahwa kedatanganku ini sudah sampai, dilanjutkan dengan mampir kewaarumah makan sekaligus untuk menunggunya....






Akhirnya tiba juga yang ditunggu tunggu rekanku ini yang bernama Bisma dengan mengendarai motor CB nya dengan mesin Tiger, selesai perut sudah terisi dengan menu soto ayam tiba saatnya perjalanan dilanjutkan kembali dijam 9:30 menuju TNGH dengan transit terlebih dahulu tujuan pertama qAntam dan sekitarnya. Dengan membuntutinya dari belakang kayuhanku ini dengan VS Motor CB tetapi tidak apa apalah sekalian bisa untuk mengambil rekaman dokumentasi pada saat perjalananku ini, perjalanan masih landai yang mau kearah Cianten dilanjutkan belok kanan menuju ke pabongbon - gunung dahu mulai dari sini jalan mulai nanjak terus hingga kegunung dahu dengan jalan beraspal mulus dan sepi dari kendaraan kendaraan lainnya dan disuguhi pemandangan pemandangan yang ajib nampak disebelah kiri gunung salak masih menampakan kegagahannya dengan cuaca masih cerah dan sebelah kanan nampak jelas gugusan pegunungan pegunungan beserta lembah yang menghijau.







kemudian melewati dan memasuki kawasan hutan meranti punya perhutani sehingga jadi adem dan sejuk suasana melintasi kayuhan sepanjang wilayah ini dilanjutkan dengan lintasan menurun dan berbelok belok yang akhirnya ada turunan curam sekali dan berbelok, untuk itu sangat berhati hati sekali saat mengayuh lintasan ini karena baru saja diguyur dengan hujan gerimis, nampak setelah turunan tajam nampak juga pegunungan yang menghijau dengan jelas didepannya, juga nampak para gurandil lewat yang membawa hasil penambangan emas liarnya beberapa karung dengan menggunakan motor, setelah turunan pertama memasuki perkampungan gunung dahu dan dilanjutkan kembali turunan tajam yang kedua kemudian didepan sudah siap menunggunya tanjakan yang jalan tidak mulus atau berbatu makadam yang dibatasi dengan sungai, setelah jalan menanjak dan memasuki wilayah nanggung artinya sedikit lagi akan sampai menuju antam dan sudah mulai kelihatan dari kejauhan gunung pongkor dan pembuangan limbah emas hasil dari antam seperti waduk.





















Kemudian dengan semangatnya kayuhan langsung dituju dengan jalan menuruni menuju melewati waduk limbah pembuangan emas tersebut kekawasan antam dan sekaligus mampir dirumah rekan yang sudah jauh jauh hari untuk niat bersilahtuhrahminya.









Tepat jam 11:45 sampailah ditujuan pertama kawasan PT. Antam hanya sampai pintu gerbangnya saja, yg semula untuk menuju ke uunder ground penambangan emas awal rencananya ada keinginan mau lihat tapi harus malam hari pas rekan masuk malam....karena kalau secara prosedur ijin untuk memasuki under groundnya antam tembusannya harus kepusat dulu...(next time). Tak terlupakan untuk mengabadikannya terlebih dahulu mengayuh melintasi ini, setelah itu dilanjutkan Ishoma terlebih dahulu dirumah kang Bisma kawanku ini dan disambut dengan guyuran hujan deras....










selesai ishoma hujan masih rintik rintik tanpa ada rencana karena ngobrol ngobrol tentang antam gunung pongkor dan sekitarnya. Ternyata ada juga yang memanfaatkan dengan adanya penambangan emas liar yang seharusnya terlarang tetapi masih ada saja yang masih memanfaatknya secara sembunyi sembunyi, dengan rasa penasaran akhirnya diijinkan untuk melihat hasil penanambangan emas yang tersimpan dalam berkarung karung dengan cara proses pembuatannya yang masih tradisional herannya ternyata lokasi nggak jauh dari lokasi PT. Antam.





Waktu sudah jam satu siang lewat, untuk kebutuhan bermalam dan perjalanan menuju keciptagelar mampir kealfamart terlebih dahulu untuk kebutuhan logistik perjalananan berikutnya, selesai melengkapi kebutuhan yang kurang kurang menuju tujuan yang kedua bikecamp dan bermalam dikasepuhan ciptagelar lalu berkemas kemas persiapan kayuhan berikutnya. Setelah berpamitan dengan keluarganya Bisma perjalanan dilanjutkan kembali menuju tujuan kedua Bikecamp dikawasan TNGH yang masih setia menemani perjalananku ini Kang Bisma hanya bisa mengantarkanku sampai dipintu gerbang TNGH karena ada pekerjaanya yang tidak Bisa ditinggalkan yang dari awal awalnya sudah direncanakan akan mengikuti atau menemani bikecamp di nirmala Rose sebagai area spot yang bagus dan ajib view keindahan alam dari ketinggian perkebunan teh nirmala. Tetapi tak apa apalah sudah ketemu juga cukup senang dan mengantarkan tripku ini sampai kawasan memasuki wilayah pintu gerbang TNGH. Waktu menunjukan jam 13:25 dengan masih hujan gerimis rintik rintik etape berikutnya dilanjutkan yang diawali dengan kayuhan turunan dan menyebrang jembatan sungai cikaniki yang hulunya berasal dari Gunung Halimun lintasan jalan ini memotong yang kearah malasari atau nirmala....


trek selanjutnya masih mendatar melewati ditengah pematang sawah dengan jalan masih aspal rusak dan makadam berbatu batu diteruskan dengan trek lintasan mulai menanjak terus dengan jalan sudah mulai aspal yang bagus dan bertemu jalan utama yang dari arah jalan arah leuwiliang - Nanggung (Jl. Ace Thabrani). kayuhan demi kayuhan telah terlewati tak terasa sudah berada diketinggian nampak memandang dari arah kejauhan disekelilingnya hamparan hamparan bukit yang sudah berada dibawahnya, sejajar dan masih ada beberapa bukit lagi yang masih dengan rute menanjak, mendatar dan rolling selepas daerah cisangku dan wisata cisangku suasana jalan semakin asyik dengan penuh dengan pohon besar dikanan dan kiri yang sangat sejuk sekali cuacanya disini dilanjutkan dengan disebelah kiri jurang dan kanan tebing tebing pegunungan yang menyejukan mata dalam kayuhan ini, yang akhirnya tibalah saatnya mencapai gowesan dipintu gerbang TNGH dan desa pintu gerbang desa malasari













disini sebenarnya ada pos jaga yang akan memasuki wilayah TNGH tetapi tidak ada rupanya, akhirnya menuju sasaran pos informasi desa wisata malasari yang kebenaran ada beberapa orang yang sedang didalamnya lagi berdiskusi mengenai wisata desa malasari tetapi aku hanya diluarnya saja untuk mengisi buku tamu dan beramah tamah dengan dua orang tour guide dan aktifis desa wisata malasari....masih ada keraguan mau kearah desa malasari untuk melihat suasana desa wisata yang sangat masih alami, rumah panggung yang ciri khasnya dan tempat pengasingan bupati Bogor dijaman Belanda waktu itu atau lanjut kearah nirmala karena sasaran target yang ditujunya dinirmala untuk lokasi bikecamp kalau kearah desa malasari beda jalan dan akan balik lagi kearah sini lagi dengan turunan dan tanjakannya yang curam sekali akhirnya diputuskan untuk mengejar waktu supaya tidak kemalaman (next time desa malasari) menuju sasaran utama area lokasi bikecamp nirmala rose atas petunjuk rekanku ini ada spot yang terbaik buat ambil view sunrise. Tak terlupakan untuk mendokumentasikan diplang papan petunjuk ini, setelah berphoto beberapa mobil pasukaan tentara AD berdatangan menuju TNGH ternyata mau latihan, pendidikan tempur dan bertahan hidup didalam hutan wilayah TNGH












Ada pertemuan dan perpisahan, akhirnya perjalanan berikutnya dengan kesendirian lagi. Karena rekanku ini kang Bisma tidak bisa ngopi bareng dan bermalam ditenda dikarenakan ijin liburnya tidak boleh dari satu hari yang akhirnya berpisah sampai titik ini, terimakasih sobat telah menjamu dan mengguide aku kewilayah ini sehingga bisa membuntuti kamu kejalan yang dituju daerah ini. Waktu sudah jam 16:45...memasuki zona wilayah TNGH yang disebelah kiri jurang atau desa malasari berada dari kejauhan dan gunung salak yang telah mulai lagi penampakannya sedangkan disebelah kanan tebing tebing beserta pohon pohon besar hutan TNGH, namun jalan akses dari pintu gerbang TNGH menuju nirmala bukan beraspal lagi tapi bebatuan Ternyata jalan lintasan ini sedang lagi proses pengecoran baru separuh jalan, menurut pihak yang mengerjakan proyek pengecoran ini hanya 2 KM dulu saja.....setelah lintasan jalan pengerjaan jalan cor dilanjutkan masih jalan penuh dengan bebatuan dan kerikil dengan medan jalan menanjak halus dan rolling masih ditengah tengah tengah hutan pohon pohon besar melewati daerah ini beberapa kali melihat papan nama wilayah tempat latihan korps Brimob. Setelah keluar dari wilayah hutan langsung disuguhi bukit bukit perkebunan teh nirmala dengan jalan tidak enak dikayuhnya karena masih terganjal dengan jalan jalan berbatu, roda terus berputar mengikuti arah tujuan yang dituju dengan melipir beberapa bukit perkebunan teh, tak terasa sudah dipertengahan perkebunan teh nirmala untuk beristirahat sejenak untuk menikmati makanan kecil sambil memandang disekitar hamparan luas perkebunan teh ini jauh memandang pemandangan yang terbuka disertai jajaran barisan pegunungan halimun dan gunung salak mulai kelihatan lagi dari sini dengan balutan awan putih seperti kapas tak sengaja bertemu dengan penduduk nirmala dari arah leuwiliang yang sebelumnya baru bertemu dengan anggota keluarganya dengan mengendarai motornya yang mau kembali lagi keperkampungan nirmala untuk aktifitas pemetik teh diperkebunan teh nirmala sehingga terjadi menghampiriku untuk menyapa & bercakap cakap mengenai tujuan ku ini dengan bersepeda kemudian saya juga menanyakan tentang wilayah ini beserta posisi nirmala rose dengan baik hatinya mereka menunjukan kearah atas yang masih jauh ternyata setelah yang ada beberapa atap putih








dengan baik hatinya mereka menunjukan kearah atas yang masih jauh ternyata setelah yang ada beberapa atap putih, kemudian perjalanan dilanjutkan kembali masih menikmati kayuhan angin angin sepoi perkebunan teh nirmala dengan jalan masih memutar perbukitan kebun teh nirmala dengan melewati perkampungan malani yang hanya beberapa puluhan rumah saja dihuninya ditengah perkebunan teh ini yang ada dibawah dari posisi jalan yang saya telah lewatinya. Selanjutnya masih berjuang mengayuh untuk mencapai yang ditujunya yang masih menyisakan beberapa KM lagi yang akhirnya sampai juga dipertigaan yang menuju nirmala rose dan perkampungan nirmala yang sudah mulai penampakannya atap atap perkampungan dan pengelolaan/pabrik hasil pemetik teh nirmala. Untuk menuju nirmala rose dengan rute menanjak terus yang jalannya makadam dengan berbatu batu. Waktu sudah menunjukan jam 17:45 jalan masih menanjak terus melewati hamparan perkebunan teh yang telah kelihatan jelas beberapa barisan lokasi beratap putih yang katanya di dalamnya penuh dengan tanaman bunga bunga hias. cuaca masih gerimis ditambah angin kencang sehingga udara terasa dingin khas pegunungan....matahari sudah mulai akan tenggelam artinya waktu akan datang berganti menjadi malam tapi bias sinarnya masih menyisakan ada penampakan berwarna ke jinggaan dari ufuk barat tetapi menengok arah timur pemandangannya sungguh luar biasa diluar dugaan Masyaallah ada pelangi sekali dua baru kali ini melihat ada pelangi muncul bersamaan bisa dua, tak terlupakan mendokumentasikannya lewat jepretan dengan kamera digital....














selesai sudah beberapa puluh menit berlalu akhirnya penampakan biasan pancaran matahari menghilang perjalanan kemudian dilanjutkan kembali dengan persiapan lampu penerangan yang sudah terpasang distang dihidupkan, tak sabar ingin sampai kearea target sasaran kedua ini setelah sampai dikawasan pintu penjagaan pertama nirmala rose ada beberapa rumah tempat tinggal untuk para pekerjanya dilanjutkan setelah melewati nirmala rose pertanda akan sedikit lagi sampai yang diawali terlebih dahulu dengan melewati pos penjagaan kedua terlebih dahulu yaitu tempat pelatihan dan training diperuntukan buat group sinar mas...waktu menunjukan jam 18:45 saya pun bergerak kearah pos penjagaannya beramah tamah dan minta ijin untuk bermalam dibukit paling atas, yang lokasi diatas bangunan bangunan semacam villa atau tempat pelatihannya Sinar mas punya, diatasnya sana ada semacam lapangan atau area camp tetapi security malah menganjurkan disini saja juga boleh kawasan pelataran villa sinar mas atau digazebonya bisa dipakai juga boleh dan pemandangannya juga bagus kalau dipagi hari....akhirnya dengan kebaikannya para penjaga disini atas petunjuknya mau nggak mau saya terima juga tawaran ini. Selesai beramah tamah dan bercerita cerita didalam pos penjagaan disini beranjak untuk menuju ketempat gazebonya yang nggak jauh dari pos penjagaannya udara disekitar sini lama lama semakin dingin dengan ditambah tiupan angin yang masih area terbuka terpaksa untuk mengeluarkan jacket terlebih dahulu untuk menahan tiupan angin yang dingin ini karena nggak ada aktifitas bergerak yang sebelumnya berdiam diri atau rileks dipos penjagaan security sinar mas da n dilanjutkan dengan membongkar pannier disepeda untuk membuat tenda didalam gazebo sebagai tempat berlindung dari tiupan angin yang dingin ini sekaligus buat rebahan melepas lelah setelah siang harinya bergelut dengan mengayuh pedal dan fokus memegang stang/mengendarai sepeda selama perjalanan menuju kesini, selesai bongkar pasang tenda diteruskan dengan sholat dan dilanjutkan mempersiapkan kompor buat sajian makan malam beserta minuman hangat....dikegelapan malam membuka pintu tenda masih saja dengan cuaca cerah banyak bertaburan bintang diangkasa disertai penampakan gunung salak dan gunung gede parango dengan bersihnya bisa kelihatan dengan jelasnya disertai yang dibawahnya gumpalan gumpalan awan yang meyelimutinya lalu jauh memandang kearah kota Bogor, Sukabumi dan sekitarnya juga banyak cahaya lampu menyala dan sunggguh cerah malam ini rupanya beruntung sekali pas kesini dengan cuaca cerah seperti ini yang hari sebelum belumnya kebelakang menurut orang sini cuaca hujan terus menerus. Fokus kegunung salak yang mengeluarkan kepulan asap terus menerus dengan cahaya yang sangat terang sekali lampu tembaknya dari kejauhan ternyata itu pabrik Chevron atau Panas bumi gheotermal yang berada antara perbatasan Pamijahan Bogor dengan Kabandungan Sukabumi. Dari pengamatan dan menyasikan pemandangan dimalam hari yang luar biasa ini salah satu Ciptaan Allah yang harus disyukurinya/bertafakur sehingga hanya bisa direkam didalam kepala saja karena kamera digitalnya nggak mendukung/support seperti kamera DSLR, Waktu tak terasa memasuki jam 22:00 lebih mata mulai mengantuk dan badan terasa lelah ditambah angin masih berhembus dengan kencangnya yang lama kelamaan jadi kedinginan, tiba saatnya beranjak untuk beristirahat didalam tenda dan membuka sleeping bag untuk menahan dari udara dingin diketinggian 1400an mdpl dengan masih dalam kesendiriannya....




HARI KEDUA:
Alarm berbunyi jam 03:30 saatnya bangun pagi masih dengan cuaca cerah dan udara luar begitu dingin sekali saatnya persiapan membuat sajian minuman hangat dan kopi dilanjutkan ketoilet yang ada dekat pos penjagaanya dan persiapan shalat shubuh, pemandangan disini perkebunan teh nirmala dan sekitarnya masih saja dengan cuaca cerah dengan diselimuti kabut tipis beserta pemandangan gunung salak dan gunung Gede Parango masih saja kelihatan dengan jelasnya.....setelah shalat shubuh membuat menu sajian sarapan pagi bubur ayam instan, ketika arah memandang kearah timur dari gazebo tempat tenda saya berdiri warna langit sudah mulai berwarna kejinggaan yang artinya sebentar lagi akan menampakkan matahari muncul dari perubahan waktu malam ke siang, inilah sunrise yang ditunggu tunggu salah satu keindahan Ciptaan Allah yang harus kita syukuri, tak terlupakan jepretan kamera disiapkan untuk mengabadikan keindahan moment ini.....selesai sudah edisi waktu photo memphoto sunrise dan suasana pemandangan alam dipagi hari saatnya bergerak untuk membongkar tenda dan membereskan perlengkapan lainnya untuk dipacking kedalam pannier sambil memasak sapagheti menu sarapan yang kedua sebagai asupan dan tenaga buat kayuhan perjalanan berikutnya tujuan.yang ketiga dan keempat cikaniki dan kasepuhan Ciptagelar
















selesai beres semuanya waktu pas dijam 7 pagi, waktunya bergerak perjalanan berikut tetapi yang jaga pos kawasan nirmala rose ini orangnya sudah tidak ada ntah kemana karena untuk pamitan....
Saatnya menikmati gowes menuruni Trek turunan perkebunan teh Nirmala rose menuju Cikaniki dengan masih jalan yang sama jalan berbatu batu yang diawali melewati rumah rumah penghuni buat para pekerja atau petani bunga hias nirmala rose yang lahan perkebunannya ditutupi serba putih semua, dengan santainya pelan tapi pasti sambil menikmati udara pagi hari yang sinar matahari sudah mulai panas dengan memandang kebawah jalan menuju cikaniki berliuk liuk beserta atap atap perkampungan citalahab kelihatan masih dibawahnya......





setelah transit diperkampungan nirmala dan pengelolaan/pabrik hasil pemetik teh dilanjutkan kembali kayuhan berikutnya menuju cikaniki yang jalan bebatuan dan landai memutar beberapa bukit perkebunan teh, mata jauh memandang disekelilingnya menghijau semua yang membuat mata jadi fresh dan bersemangat mengayuhnya tak ada batasan hamparan luas yang menghijau disini, sebelum memasuki perkampungan terakhir citalahab jalan disini sebagai pembatas pemisah antara hutan dengan perkebunan teh. Kemudian ketemu pos penjagaan yang diawali dengan pos penjagaan perkampungan Citalahab, barulah memasuki perkampungan citalahab dengan beberapa puluh rumah yang dihuninya yang dilanjutkan mulai jalan menurun sedikit demi sedikit kemudian masih ada perkampungan yang masih ada lagi terpencil bagian dari desa citalahab posisi ada dibawah atau dilembah yang ada sungai cikaniki sebagai hulunya dan diatasnya berdiri barisan pegunungan halimun yang ditumbuhi pohon pohon besar yang masih rapat & asli disitu ada juga tempat area camping ground dan homestay buat para pengunjung yang ingin bermalam disitu (homestay Pak Sunarya), Tapi itu bukan tujuan saya hanya lewat saja....biasanya para goweser kalau menuju TNGH memakai homestay tersebut.
Sebelum memasuki Cikaniki atau post resort Balai Besar TNGH setelah Citalahab kayuhan masih perkebuanan teh yang didepannya sudah kelihatan dengan jelasnya barisan Pemandangan Pohon pohon besar yang rapat ditumbuhinya dengan posisi ada dibawahnya, roda terus berputar tak terasa sedikit demi sedikit dengan jalan turunan yang berbelok belok tiba saatnya memasuki kawasan hutan hujan tropis TNGH pembatas antara perkebunan teh kemudian jadi gelap dan adem karena sinar matahari tertutup/tertahan rapatnya pohon pohon yang ada disini beberapa ratus meter ada plang petunjuk tawaran tawaran menuju ada beberapa curug namanya tapi aku nggak tertarik atau mungkin takut terhambat waktu kayuhan menuju kasepuhan ciptagelar...
















nggak jauh dari plang nama curug ini kemudian melewati jembatan sungai cikaniki Alhamdulillah sampai juga dipost resort Cikaniki dengan disambut beberapa pakai berloreng ternyata yang kemarin sore ketemu dipintu gerbang TNGH pasukan kesatuan AD dari Lembang Bandung yang ternyata sudah masuk hutan wilayah ini....pasukan AD dipost resort Cikaniki ini ternyata para komandannya dengan mendirikan tenda pletonnya yang sedang menggembleng anak buahnya yang masih baru/pendidikan, Sehingga terjadilah percakapan dan perkenalan tentang kayuhanku kesini dan kegiatan para tentara diwilayah ini yang baru mencobanya dikawasan hutan ini. Dipost resort Cikaniki tak terlupakan untuk beramah tamah dengan salah satu petugas dari Departemen Kehutanan yang jaga wilayah ini Bpk Oding namanya, banyak cerita diambil dari penjelasan tentang flora & fauna yang ada diwilayah gunung Halimun ini beserta menanyakan tentang perjalanan lintasan yang menuju ke kasepuhan Ciptagelar, sayangnya nggak bisa bermalam disini walau Bapak Oding ini silahkan kalau kesini bisa juga untuk bermalam dipost resort ini dengan bangunan dari kayu yang berbentuk panggung dan juga untuk melihat yang kayak akan flora yang langka langka ini seperti jamur jamur liar bisa menyala hijau fosfor dimalam harinya, tanaman kantong semar dan banyak lagi jenis tanaman yang aneh aneh disini, menurut Bapak Oding binatang yang masih langka seperti owa, lutung, burung, rusa dan binatang binatang lainnya beserta Macan Tutul dan Panther masih banyak habitatnya disini sebagai tempat jelajah dan bermain diwilayah hutan gunung Halimun ini, Bpk Oding dkk nya rutin beberapa bulan sekali mengupdate perkembangan binatang penguasa hutan ini melalui kamera crapnya yang terpasang dibeberapa titik.
setelah berbincang bincang sayapun menuju kekawasan canopy trail yang terkenal itu tapi sangat disayangkan pas kesini belum beruntung 10 hari yang lalu canopy trail atau jembatan gantung yang panjang terpasang menghubungkan antara pohon yang besar dengan pohon besar yang lainnya terkena atau kerubuhan pohon yang tumbang akibat angin yang besar sehingga tidak bisa untuk dipakai atau dibuka karena rusak, yang akhirnya hanya bisa memandangi/melihat dari kebawahan saja beserta mengambil dokumentasinya saja, menurut Bpk Oding akan ditutup sampai 6 bulan kedepan untuk perbaikan dan akan pindah lokasi atau membuat canopy trail yang baru. Setelah mengamati canopy trail beserta yang lainnya yang jarak nggak begitu jauh dari lokasi pos resort cikaniki hanya berjarak kurang lebih 200 meter saja saatnya bergerak untuk persiapan menuju kayuhan berikutnya tujuan yang keempat yaitu Ciptagelar, waktu sudah menunjukan jam 09:30 sungguh sangat singkat sekali berkunjung lokasi ini hanya1 jam saja karena untuk mengarah sasaran berikutnya, ada pertemuan dan perpisahan tak terlupakan terimakasih kepada Bapak Bapak komandan tentara ini dan Bapak Oding dkknya atas perkenalannya dan ramah tamahnya.
















Waktu demi waktu telah terlewati perjalanan berikutnya dilanjutkan kembali dengan melintasi kayuhan masih dipertengahan lebatnya hutan kanan dan kiri ini, ditambah mencoba menatap keatas ditutupi kabut sehingga gelapnya walau masih jam segini, tapi tak patah semangat walau masih dalam gowes kesendirian ditengah tengah trek makadam ini masih bebatuan yang basah akibat banyak genangan air atau beberapa kali melewati sungai kecil mengalir lewat jalan ini atau mungkin juga sinar matahari ketahan sama rapatnya pohon pohon yang ada disini dan sering beberapa kali melintasi tebing tebing tanah ditumbuhi dengan lumut yang subur sehingga jalan bebatuan trek ini jadi masih basah terus sehingga harap dengan kehati hatian gowes melintasi trek dengan menikmati turunan terus dan banyak berkelok kelok....yang akhirnya sampai juga dipintu gerbang bangunan TNGH dari arah desa Cisalamar dan sudah ada kelihatan jauh memandang lahan pertanian beserta persawahan yang akan dilintasinya tepatnya akan memasuki desa pandan arum yang masih daerah berbukit bukit 800 mdpl pas memasuki awal desa pandan arum yang ada pertigaan ambil yang lurus menuju kearah cipeteuy dan pameungpeuk dengan jalan yang sudah aspal hotmix dipertigaan ini kebenaran ada warung untuk mampir sejenak sambil menikmati minuman air dingin








disini ketemu lagi sama beberapa Tentara yang ternyata dari Kopassus Cijantung yang lagi mengawasi kegiatan sama yang dengan sebelumnya ketemu dengan tentara dicikaniki ternyata sudah 3 hari yang pasukan Kopasus ini sedang berlatih dihutan TNGH bagian sini dan katanya wilayah ini memang tempat rutin buat latihan buat pasukan kopasus. Setelah berbincang bincang sama kopasus ini sambil menikmati istirahat perjalanan dilanjutkan kembali menuju kesasaran berikutnya untuk menuju daerah selanjutnya keperkampungan terakhir pameungpek yang akses menuju lintasan single trek masuk hutan TNGH Pameungpeuk fokus beberapa kali melihatnya di GPX yang sudah disave biar ada petunjuk arah yang benar atau tidak keluar dari jalur/jalan sasaran yang ditujunya, untuk lebih yakin lagi beberapa kali menanyakan kepada sekitar warga yang ketemu menuju kearah sana, dengan patokan melewati jembatan pertama masih lurus dengan jalanan rata dan dilanjutkan dengan kayuhan menelusuri aliran sungai citarik yang diposisi sebelah kanan terus ada pertigaan lagi ambil yang kekanan dengan melewati jembatan yang ada damnya sedangkan kalau arah yang lurus menuju cipeuteuy. 






 Setelah melewati jembatan sungai citarik perut mulai terasa lapar dan waktu sudah jam 11:30 akhirnya ketemu rumah makan yang apa adanya mampir terlebih dahulu untuk makan siang sebagai tenaga kayuhan yang terberat ini hutan dengan lintasan single trek tanah cuaca masih cukup bersahabat walau tidak panas matahari siang tidak menyengat yang dalam hati masih dalam keraguan dari awal berangkat untuk menuju kekasepuhan ciptagelar kalau kondisi fisik drop/tidak memungkinkan atau cuaca bila buruk tujuan kearah sana dialihkan dengan plan B full gowes dengan rute cipeuteuy-Kabandungan-parung kuda-transit bermalam dirumah kawan villa cimelati sukabumi-gowes pukang kerumah.Tapi badan dan cuaca masih mendukung akhirnya dengan tekad niat yang kuat tetap dilaksanakan kayuhan menuju kasepuhan Ciptagelar, setelah makan siang selesai perjalanan diteruskan menuju arah yang dituju masih dengan melihat GPX seberapa jauh lagi menuju perkampungan terakhir pameungpeuk. ternyata sedikit lagi tapi jalan mulai tak sudah beraspal mulus lagi atau rusak kemudian diteruskan jalan mulai berbatu batu makadam, jam sudah mulai jam 12:50 ada musholla kecil didesa pameungpeuk sebelum masuk kehutan mampir terlebih dahulu untuk shalat jamak, setelah shalat ada beberapa orang orang ketemu disini tentang tujuan kayuhanku ini ternyata dengan kagetnya yang aku jawab pertanyaan orang orang ini mau melintasi hutan pameungpeuk dengan kesendiriannya dan jam segini baru memulai menuju kesana, orang tersebut menjawab wah bisa kemalaman mas dengan rute yang berat ditambah bawa sepeda bisa bisa jam 12 malaman sampainya....kalau menuju kesana lebih baik besok pagi saja, menurut obrolan dan sarannya orang orang tersebut tetapi mendengarkan pepatah obrolan obrolan tersebut saya pun tak patah semangat karena saya sudah siap membawa peralatan safety bermalam dihutan apabila mengalami yang terburuk....








dengan membaca Bismillah perjalanan tetap dilanjutkan menuju Ciptagelar yang jalannya sudah mulai menanjak dan akhirnya ketemu pertigaan kalau kekiri menuju kecipeuteuy, Cianten atau kabandungan dan yang kekanan menuju kedesa pasir irih atau lintasan single trek menuju Ciptagelar dari pertigaan ini tak jauh dengan berjarak 200 meter menuju lintasan tersebut....


Memasuki lintasan single trek bertanah ini medan kayuhan yang terberat pas memulai masuk yang diawali dengan lintasan perkebunan masih belum hujan tapi sudah gelap dan mendung kayuhan tetap tetap dilanjutkan ketika mulai memasuki hutan perbatasan dengan perkebunan akhirnya hujan turun juga perjalalan tetap dilanjutkan dan memakai jas hujan, jam menunjukan 15:05 trek mengarah kedepan semakin sulit dikayuhnya dengan trek sepanjang jalan berubah menjadi sering melewati cekungan cekungan yang dalam dan sempit ditambah medan yang menanjak terus menerus, becek, licin dan berlumpur beserta melewati beberapa semak semak yang menghalangi jalur lintasan yang akhirnya terpaksa di TTB atau didorong layaknya hikking namun ini bedanya nggak bawa caril tetapi bawa sepeda plus gegombolan/pannier yang lumayan beratnya untuk sering sekali mengangkat dan gotong gotong sepeda. Semakin kedalam dituju hutan pameungpeuk ini berubah menjadi pohon pohon besar  yang lebat kabut pun semakin tebal ditambah hujan masih terus menerus tak berhenti, perjuangan masih panjang dan berusaha keras menuntun nuntun sepeda lintasannya pun semakin sulit dilalui dengan membawa beban sepeda ini tetap dengan semangat & optimis dan terus tetap dibawa enjoy saja yang terpenting jangan mengeluh walau dengan kesendiriannya ditengah hutan ini. 
















pas ada sedikit ditrek turunan sedikit demi sedikit ternyata ada lintasan sungai kecil nah disini lah ketemu dua orang sehingga terjadi percakapan yang menanyakan saya hendak kemana....mendengarkan jawaban saya, salah satu orang ini akhirnya menawarkan bantuannya untuk sampai ketitik aman, yang dimaksud ketitik aman ternyata adalah melintasi 4 aliran sungai hulunya Citarik yang sedang meluap karena hujan cukup deras, selama dalam perjalanan banyak cerita mengenai keberadaan hutan ini yang membuat jadi saya jadi terhibur buat teman ngobrol yang telah mengantarkan perjalananku ini menuju ketitik sampai wilayah sasaran yang aman menurut mereka, ternyata benar lintasan yang akan disebrangi sungainya sedang meluap karena baru saja yang sebelumnya turun hujan dengan derasnya sehingga untuk melintasinya berjuang untuk saling bahu membahunya bisa melewatinya dengan mudah. lintasan sungai kedua turun kedalam sungai dan lintasan sungai yang sisanya hanya jembatan dengan sebatang pohon yang dihubungkannya sehingga harus dengan kehati hatiannya & fokus dengan cara menggotong gotong sepeda yang dibawanya, setelah melewati tantangan sungai sungai tersebut alhamdulillah perjalanan istirahat sejenak lalu mengeluarkan logistik yang masih tersimpan sambil me berbicara dengan teman baru yang kutemui ini ternyata masih saudaranya Bapak oding, waktu itu yang ketemu di post resort cikaniki TNGH,  Selain bertani dekat rumahnya dan juga aktifitas sambilan pencari kupu kupu hias dihutan gunung pameungpeuk TNGH ini ternyata juga yang memasang kamera crap bersama Bapak Oding dkk nya dititik hutan pameungpeuk untuk memantau perkembangan kehidupan macan tutul dikawasan wilayah ini.










Perjalanan akhirnya dilanjutkan dengan kesendirian kembali, ada pertemuan dan perpisahan semoga kebaikan Bapak mendapatkan amalan setimpal yang telah menemani saya kebatas aman walau perjalanannyaku masih separuhnya lagi yang harus ditempuhnya menuju ciptagelar....sayapun tak terlupakan mengasih uang tipnya sebagai ucapan terimakasih beserta lampu headlamp cadangan yang punyaku aku hadiahkan sebagai cinderamata karena pasti Bapak ini akan kemalaman juga pulangnya mengingat waktu sudah menunjukan dijam 17:30 dan bisa dipakai untuk selanjutnya.....trek selanjutnya masih menanjak dengan kontur tanah yang masih becek, langkah demi selangkah telah terlewati masih dengan setia menuntun dan masih gotong menggotong sepeda sering sesekali untuk mengatur nafas dan berhenti sambil membayangkan kearah depan jalan yang akan dilaluinya untuk memilihnya jalan yang enak akan digapainya dengan medan trek yang sulit sekali, 1 meter sangat berarti banget untuk dilaluinya, waktu terus berputar menuju kegelapan malam masih bergelut dengan trek medan yang sulit walau sepeda dan kaki, tangan beserta pakaian penuh dengan blepotan tanah tak dihiraukan yang penting  intinya bisa sampai ketitik yang dituju dengan rasa percaya diri dan optimis berdasarkan beberapa kali untuk melihat posisi saya berada di GPX yang ada dihandphone jarak jangkauan dengan jarak yang ditujunya, inilah yang sangat membantu dan diperlukan sekali berada diposisi pertengahan hutan walau tanpa GPS Tracker tidak ada/punya. Mungkin tanpa arahan ini bisa bisa jadi kurang percaya diri atau tak bersemangat kehilangan arah dimana berada posisi yang sulit untuk orientasi medan. Nampaknya hari semakin gelap ini juga sangat berperan sekali untuk penerangan melintasi dimalam harinya yaitu Lampu sepeda yang dengan power bank & baterai charger dengan beberapa cadangannya yang harus bawa selalu tersedia, lampu sorot jarak jauh atau lampu kabut yang headlamp yang sudah dimodif  menaruhnya di bagian salah satu shock depan sepeda beserta tak lupa bawa juga lampu headlamp buat cadangan untuk spare kalau terjadi apa apa atau darurat. Jalan masih terus menanjak dengan suasana malam hari dan cuaca yang masih berkabut serta hujan gerimis membuat ekstra keras untuk bisa melewati titik tertinggi dari jalur ini dan sering sekali menatap kearah depan ada apa dengan jalur  yang berikutnya setelah jalan yang berbelok belok berharap melewati jalan berikutnya turun, memasuki jam 19;00 perut merasa lapar karena tenaga terkuras buat gotong gotong sepeda terpaksa istirahat sejenak ditengah hutan ini dalam keheningannya hanya suara alamlah yang berbisik sambil menikmati logistik yang masih tersisa didalam tas pannier dan dalam hati bimbang apalah cukup sampai sini saja untuk buka tenda baru dilanjutkan besok atau lanjut menuju perjalanana keciptagelar sambil berdiam diri kembali lagi GPX dihandphone posisi saya berada dan selain itu juga melihat aplikasi view rangers berada diposisi titik ketinggian berapa untuk melihat masih nanjak atau akan turun serta titik koordinat yang sudah disave jalur lintasan ini, dari hasil menerawangan dihandphone diputuskan untuk tidak jadi untuk buka tenda diposisi ini ditambah badan masih fit/belum drop, stock air menipis dalam bidon sepertinya takut dikhawatirkan habis dalam perjalanan menuju Ciptagelar akhirnya berusaha untuk mencari air dijalur yang masih tergenang sisa air hujan atau mungkin jalan ini memang lintasan yang sering basah akhirnya didapat juga air yang dibutuhkannya lumayan buat walau diisi hampir tidak penuh bisa bertahan untuk membasahi tenggorokan perbekalan sampai Ciptagelar disamping itu banyak juga tumbuhan yang bisa dimakan buat survival yang rasanya asam. Perjalanan dilanjutkan kembali dengan rasa hati yang tenang setelah 20 menit beristirahat menuju titik tertinggi yang akan sebentar lagi akan dicapainya 1360 mdpl, setelah melintasi batas tutik tertinggi alhamdulillah  saatnya melintasi trek turunan walau masih tanah becek tapi tak separah dengan jalan yang sebelumnya seperti merayap rayap karena ada berberapa batang pohon besar roboh melintang...tetapi ditrek turunan ini masih dengan rapatnya pohon pohon kecil dijalur lintasan tersebut pada saat turunan beberapa kali sepeda ditungganginya untuk lebih cepat untuk sampai dan ada juga yang dituntut dengan trek turunan yang ekstrem yang masih tanah becek dan berlumpur sehingga harus banyak diTTB lagi demi keamanan resiko jatuh dimalam hari ini. Langkah demi langkah, rintangan demi ringtangan telah terlewati yang sedikit lagi akan tanda tanda kehidupan dari kejauhan sudah ada cahaya lampu penerangan yang mulai kelihatan sehingga jadi menambah semangat untuk sampai yang ditujunya, dengan melewati ditandai adanya beberapa pohon bambu. Alhamdulillah turunan demi turunan telah terlewati sampai juga pembatas antara hutan dengan perkebunan yang kemudian jalan berubah jadi trek makadam dengan bebatuan senangnya bisa sedikit lagi ada tanda tanda kehidupan yang diawali dengan adanya bangunan makam abah anom pimpinan kasepuhan ciptagelar yang sebelumnya abah ugi...1Km kemudian dilanjutkan dengan memasuki perkampungan Ciptagelar yang ditandai dengan pos penjagaan beserta rumah rumah panggung dan lumbung lumbung/leuit khasnya banyak berjajar dan berdiri.










Tepat jam 21:35 alhamdulillah bisa sampai dirumah imah gede dengan disambut beberapa abdinya abah ugi, dengan ramah tamahnya dipersilahkan disuruh untuk bersih bersih dahulu sebelum makan malam, setelah mandi dan bersih bersih kaki dan tangan penuh dengan tanah berlumpur yang membuat badan jadi fresh kembali nampak hidangan makan malam yang sudah dipersiapkan sajian khas masakan khas ciptagelar bergegas untuk mengambil dilanjutkan makan malam sambil bercerita dan bertukaran pikiran dengan beberapa abdinya abah ugi maksud dan tujuan kedatangan saya ini dengan bersepeda sebagai pembicara awal sebelum bertemu menuju keabah ugi yang sudah sudah ada beberapa tamu sebelumnya, ada juga orang lain maksud dan tujuan keciptagelar ada yang minta yang aneh aneh seperti masalah urusan jodoh dan banyak macam lainnya yang katanya harus mempersiapkan persyaratan lainnya terlebih dahulu, tapi itu bukanlah tujuan saya seperti itu untuk kedatanganku kesini...diimah gede ini memang sudah terbiasa buat para tamu dan para abdinya untuk berkumpul yang mempunyai tugasnya masing masing dijajaran struktur kasepuhan Ciptagelar, setelah ishoma saatnya beramah tamah dengan abah ugi pucuk pimpinan kasepuhan Ciptagelar yang ditemani salah satu abdinya yang dibiasa panggil aki dan begitu juga kalau tamu yang lainnya ingin bertemu dengan abah ugi dialah (aki) sebagai perantaranya, Ternyata abah ugi ini masih muda generasi penerus abah anom dengan background pendidikan S3 pas beramah tamah yang disekitar abah ugi banyak benda benda benda elektronik yang katanya gemar dengan perakitan dan utak atiknya, terbukti ternyata penerangan yang ada dikasepuhan ini aliran listriknya menggunakan 5 turbin besar dengan menfaatkan sungai besar yang jaraknya 3 Km dari sini dan pemancar tv khusus buat jangkauan kasepuhan ciptagelar, banyak cerita menarik dan tatanan hidup yang ada disini masih mempertahankan adatnya dan memanfaatkan kekayaan alam yang bersumber dari TNGH tanpa merusaknya dan mengeksplotaisinya secara serakah. Adapun maksud dan kedatangan beramah tamah dengan abah ugi cuma hanya untuk ijin bermalam sekaligus untuk mengetahui dan ketertarikan kehidupan kearifan budaya lokal yang ada disini sambil dengan bersepeda dan tak terlupakan mengucapkan banyak terimakasih bisa bermalam disini waktu tak terasa jam menunujukan 00:15 lewat dengan dilanjutkan untuk beristirahat yang sudah disiapkan kamar buat khusus tamu....




HARI KETIGA:
Terbangun dari tidur yang nyenyak, nyaman dan merasa kelelahan masih dengan udara pagi yang dingin kemudian bergegas menuju kekamar mandi dilanjutkan shalat shubuh dijam waktu menunjukan jam 04:55 dihari senin....diteruskan waktu santai dan keluar dari imah gede untuk melihat suasana perkampungan kasepuhan disekitar sini sambil menghirup udara pagi yang segar ini bebas dari polusi dengan disuguhi pemandangan dikelilingi dengan pegunungan yang menghijau beserta dengan lahan pertaniannya, melihat sepeda nampaknya masih dengan kelihatan blepotan lumpur dan tanah yang masih pada menempel....mumpung masih pagi biar kelihatan enak dilihatnya dan juga digowesnya, sepeda diarahkan menuju didepan toilet umum yang sudah tersedia sebagai fasilitas yang ada disini untuk dibersihkan atau dicucinya beserta pannier dan sepatu yang kemudian dilanjutkan dengan pengechekan bagian bagian sepeda serta pelumasan dibagian rantai, diluar itu ada yang aneh dari rem depan dan belakang baru dugaan awal pas semalam bunyi gesekan gesekan sumbernya ada dibagian disknya terjadi benturan benturan...ehh setelah dicheck ternyata kampas rem depan habis banget, untung bawa sparenya tetapi dibagian belakang sama ternyata kampas rem juga sudah mulai habis sayang tapi cuma bawa satu spare saja yang membuat jadi kepikiran untuk arah gowes pulangnya. Selesai bersih bersih dan jemur jemur yang basah basah sambil menunggu yang rencananya akan pulang sekitar jam 10 pagi. Setelah selesai beres beres semua diteruskan beramah tamah dan ngobrol ngobrol disamping perapian dapur kayu bakar dengan beberapa abdinya abah ugi sambil menikmati hidangan minuman kopi pagi hari didalam dapur imah gede yang sangat luas sekali yang membuat jadi hangat suasana disini......bangunan imah gede ini berbentuk "U" yang diawali pintu utama masuknya dengan ruangan bagian depan secara loss dengan ukuran sangat luas dan lebar sekali yang lantainya terbuat dari kayu keras dengan dipenuhi banyak piagam piagam, photo photo kegiatan, informasi desa Ciptagelar dan masih banyak lagi yang terpajang didalam ruangan ini dilanjutkan ada 2 kamar buat tamu terus mengarah ketengah ruang meja makan yang memanjang diteruskan kearah dapur yang lantainya terbuat dari bambu yang dibelah belah memanjang masih utuh dengan menengok keatas ada tangga disini tempat menyimpan berbagai hasil buminya seperti gula aren jagung dan perlengkapan lainnya atau gudang kemudian diteruskan menuju ketempatnya abah ugi yang memanjang yang masih menyatu dengan imah gede...dari penuturan dari salah satu abdinya abah ugi tempat tinggal disini harus mematuhi peraturan adat yang beberapa bagian bangunannya dari atas sampai bawah harus dipatuhi......makanan sajian pagi sudah siap tersedia sayapun ditawarkannya untuk menikmatinya beberapa lauk pauk yang membuat nafsu makan, nah begitu juga perarturan adat lagi yang disini harus dipatuhi yaitu memasak nasi harus tidak boleh pakai kompor gas atau magic jar tetapi menggunakan dapur yang bahan bakarnya dari kayu mengambil dari dalam hutan TNGH tanpa menebang pohon yang masih berdiri dengan kokohnya, kayu bakar diambil dari pohon yang sudah mati atau yang sudah tumbang....setelah matang nasi juga tidak boleh diwadahkan dari bahan logam tetapi menggunakan bahan semacam bakul yang terbuat dari bambu yang dianyam plus diwadahi dan dialasi dengan daun pisang, sungguh nikmat banget setelah melahap sajian makan pagi ini sambil berbicara dengan beberapa abdinya....

















Setelah menikmati sajian makan pagi melihat dari pintu belakang imah gede yang terbuka banyak berdiri lumbung/leuit yang akhirnya untuk ketertarikannya mencoba menengok lebih dekat sambil melihat keadaan sekitar kasepuhan ini dari luar dan atas untuk penampakannya....tak terlupakan kamera disiapkan untuk mendokumentasikannya yang ini juga merupakan termasuk salah satu warisan budaya yang ada diindonesia yang harus dilestarikan, dibelakang rumah imah gede ini nampak banyak berdiri leuit/lumbung milik abah ugi yang sampai saat ini sudah berjumlah sampai 40 leuit, pas saya melihat lihat dileuit ini ada salah satu abdinya abah ugi yang sedang merawat leuit beserta mengecheck padinya sayapun sempat melihat kesalah satu bagian atasnya dengan menggunakan tangga yang didalamnya sudah ada abdinya abah ugi yang tugasnya untuk mengurusi leuit leuit ini. Banyak cerita dan cara merawat padi padi didalam leuit ini yang kapasistasnya bisa mencapai 500 - 700 ikat @1ikatnya bisa 3 Kg dengan disusun secara rapih dan secara berurutan posisi menaruhnya sesuai dengan masa waktu panen masuknya yang duluan secara tertata rapih urutan waktunya.....tapi sayang, ketika hendak untuk mendokumentasikan isi didalam leuit ini terlebih dahulu hendak bertanya, benar dugaanku tidak boleh karena akan kuwalat menurut bahasa salah satu abdinya abah ugi ini tanpa seizin dari abah ugi....
satu tahun bisa 3-4 leuit baru yang dibuatnya, padi disini dipanennya dengan satu tahun sekali.....selain leuit leuit ini yang dibelakang imah gede ada lagi yang disamping imah gede yang disebutnya leuit sijimat, inilah leuit yang paling besar kapasistasnya dengan bangunan leuit berukiran yang warnanya khas. Leuit sijimat menurut salah satu abdinya abah ugi disebut juga Banknya untuk kasepuhan desa Ciptagelar dengan kapasistas 7500 ikat yang sudah tersimpan padi padi disini dan padi tersebut juga sudah berumur puluhan tahun dan bahkan juga seratus tahun pun ada yang masih tersimpan masih awet dan bagus atau tidak busuk, seandainya masyarakat sini nggak mempunyai beras atau padi bisa dipinjam dari sini (leuit sijimat) apabila musim paceklik atau stock padi leuitnya dirumahnya masing masing habis itu jadi andalannya leuit sijimat bisa dimanfaatkan untuk dipinjamkan tanpa mengembalikannya dengan sistem lebih atau berbunga harus pas mengkembalikannya sesuai dengan waktu takaran peminjamannya. leuit sijimat ini juga setiap tahunnya tempat diadakannya acara ritual sarentaun...yang belum lama ini satu bulan sebelumnya diadakan acara sarentaunnya kasepuhan ciptagelar atau upacara adat.








Setelah mengexplore sebagian diwilayah kasepuhan ini tiba saatnya untuk persiapan dan packing packing barang bawaannya. waktu menunjukan jam 9:25 artinya sedikit lagi harus meninggalkan perkampungan desa adat ini rasanya kurang lama dan puas untuk mengexplorenya tapi apa daya karena terbentur oleh waktu, dengan target maksimal sore kayuhan harus sudah sampai diPelabuhan ratu, usai beres semuanya tak terlupakan minta mohon doa restunya untuk berpamitan dengan beberapa abdinya abah ugi yang telah menjamunya dan memservicenya dengan sangat baik dan penuh keramah tamahannya....








Waktu menunjukan jam 09:40 kayuhan dimulai lagi menuju arah pulang dengan target menuju laut pelabuhan ratu sukabumi, Banyak kisah yang saya dapat dari kehidupan yang ada diperkampungan kasepuhan ciptagelar ini yang masih mempertahankan warisan nenek moyang mereka beserta menjaga wilayah hutan sekitarnya. Untuk jalan kayuhan lintasan menuju kecitepus sama dengan yang dari arah lintasan hutan pameungpeuk kebalikannya diawali dengan menanjak makadam jalan yang berbatu yang akan bertemu pertigaan kalau yang kekiri menuju pameungpeuk dan lurus dengan tanjakan yang masih kanan dan kiri dengan area sawah dan Perkebunan Ciptagelar dengan diteruskan sampai batas titik tertinggi antara pintu hutan TNGH dengan perkebunan Ciptagelar dengan ditandai adanya tugu dan pos Peristirahatan setelah ini kemudian treknya mengerikan sekali dengan turunan tajam dan ekstrem ditambah dengan pohon pohon besar sepanjang jalan lintasan ini yang membuat batu batu dijalan ini jadi licin karena ditumbuhi dengan lumut terpaksa demi keamanan beberapa kali dituntut mengingat rem belakang kampasnya habis, seatpos jok diturunkan sampai benar benar kaki bisa mijak tanah supaya untuk menahan kalau apabila resiko terjatuh.....setelah turunan pertama dengan ekstremnya ada sebuah sungai dengan jembatan kayu beratap yang bagus, kemudian dilanjutkan dengan tanjakan yang masih suasana hutan TNGH yang membuat jadi adem dan sejuknya dengan pohon pohon yang tumbuh dengan besar besar tapi banyak binatang semacam nyamuk yang sering mengerubuti muka ini walau masih sudah nggak diam posisiku ini tetap saja mengikuti arahku berjalan....
selanjutnya melewati beberapa turunan dan tanjakan banyak dijumpai kupu kupu hias yang sangat bagus bermacam macam aneka warnanya sehingga membuat jadi terpesona beberapa kali berhenti dijalan disekitar sini untuk memandanginya tapi sayang mau diambil dokumentasikan nggak bisa diam jadi susah untuk fokus menjepretnya.....masih suasana dengan jalan yang berbatu batu sepi dan sunyi dari lalu lalang kendaraan, setiap turunan/tanjakan tajam ini mempunyai julukan nama masing masing dan ada posnya yang terbuat dari kayu dibuat secara sengaja bisa untuk buat istirahat atau berteduh dari hujan.....turunan demi turunan yang tajam sehingga sering dituntutnya demi keamanan dari kecelakaan akibat kampas rem belakang habis jadi tak rasa percaya diri untuk gowes downhill sehingga bisa terlewatinya dengan kehati hatiannya sampai juga terakhir diturunan/tanjakan lolongan julukan namanya yang panjang sekali sampai batas hutan dengan kasepuhan ciptarasa....
















Memasuki kasepuhan Ciptarasa diawali dengan banyak leuit berdiri disini dari posisi jalan diatasnya kemudian dilanjutkan dengan pos penjagaan atau pintu gerbang kasepuhan Ciptarasa.....
Setelah menempuh hampir 10 Km perjalanan menurun hutan TNGH satupun tidak ada orang ketemu melintasi trek sebelumnya mungkin menurut cerita orang Ciptagelar yang sebelumnya diinformasikan memang benar keberadaannya pas lewat jalan ini jarang yang berani untuk melintasi tersebut dengan kendaraan motor dan mobil kecuali mungkin mobil yang sudah didesain khusus atau mobil jeep /4x4 dan motor tril walau jarak rutenya ini lebih singkat hanya kurang lebih 40 KM sampai dipelabuhan ratu dibandingkan dengan lewat jalan yang biasa dilalui kendaraan semua mobil dengan jarak 67 KM... karena jalan lintasan ini makadam berbatu yang sangat mengerikan tanjakan dan turunannya. Memasuki kasepuhan Ciptarasa desa sinaresmi beristirahat sejenak dibagian depan imah gede gazebo Kasepuhan Ciptarasa waktu sudah menunjukan jam 11:30, Kasepuhan Ciptarasa ini dulunya adalah tempat tinggalnya abah anom sebelum kasepuhan Ciptagelar keberadaanya belum ada, disinilah awal mulanya desa adat yang mulai cikal bakal dari kasepuhan Ciptagelar berdiri menurut ceritanya orang yang aku temui disini, konon abah anom mendapatkan wangsit yang akhirnya pindah dari kasepuhan ciptarasa menuju dan membangun kasepuhan Ciptagelar. Tapi sayang nggak bisa berlama lama disini untuk memasuki imah gedenya karena untuk mengejar waktu kayuhan menuju pelabuhan ratu .....





selesai makan snack yang masih tersisa didalam pannier perjalanan dilanjutkan dengan masih turunan dan meyebrangi sungai cimaja dilanjutkan dengan tanjakan sampai desa rodagalih dengan mendatar lalu rolling dengan jalan aspal yang berkelupas kemudian ada tanda lagi pintu gerbang masuk TNGH dilanjutkan dengan jalan menikmati turunanan terus sampai pelabuhan ratu yang sebelum memasuki daerah cikakak penampakan mengarah kedepan laut selatan dan perahu perahu nelayan sudah nampak jelas dengan kelihatan jelas sedangkan menengok kearah kebelakang, samping dan kiri jajaran barisan punggungan bukit pegunungan TNGH, tak terasa perjalanan yang kebelakangnya menyisakan kenangan yang sungguh indah untuk dikenang manis dan pahitnya dalam perjalanan ini. Setelah memandangi tempat spot yang indah ini perjalanan kayuhannya kembali dilanjutkan masih dengan menikmati turunan yang berbelok belok tetap masih fokus direm belakang yang sudah botak tetapi tetap dipaksakan sebagai rem sedikit saja untuk mengimbangi rem depan, diawali dengan melewati perkebunan pohon karet kemudian memasuki jalan pemukiman daerah cikakak dengan jalan aspal bagus dan mulus, senang hatinya baru bisa lagi menikmati jalan aspal mulus untuk digowesnya......turunanan demi turunan yang tajam sudah mulai berkurang dengan kayuhan mendatar lantas ketemu sungai yang Citepus sepanjang jalan yang berada disebelah kanan artinya sedikit lagi akan sampai laut dipelabuhan ratu.....akhirnya alhamdulillah ketemu jalan raya utama pelabuhan ratu - Cisolok dengan senangnya bisa sampai dipertigaan jalan ini dekat Hotel samudera Beach.








Waktu menunjukan jam 15:40 dilanjutkan menuju kepinggir laut selatan sebagai titik 0 mdpl yang sebelumnya mengayuh dititik tertinggi di 1550an mdpl sambil memandangi deburan ombak khas laut selatan yang cukup besar sambiberistirahat dibatu karang pinggir kawasan laut pelabuhan kemudian mencari warung makan didaerah ini sebagai santapan makan siang yang tertunda ditemani dengan minuman kelapa  yang masih segar....yang diceritakan sebelumnya kalau menuju atau setelahnya kasepuhan Ciptagelar sepanjang jalan tidak ada yang menjual nasi/rumah makan karena itu merupakan suatu adat yang dipatuhi, yang baru ketemu rumah makan sebelumnya didaerah cikakak tapi itu tanggung karena ingin makan sambil beristirahat dipinggir kawasan wisata laut pelabuhan ratu....





jam sudah 16:15 diteruskan sholat jamak Dzuhur dan ashar dimusholla sekitar wisata ini, cuaca nampaknya gelap sekali pertanda akan datangnya turunnya hujan selesai beres semuanya perjalanan kemudian dilanjutkan kembali kayuhan menuju keterminal pelabuhan ratu untuk diloading, setelah sampai diterminal beruntung masih ada mobil bus jurusan Bogor yang katanya bus yang terakhir menuju Bogor. Bergegas untuk membongkar pannier, roda depan, belakang beserta stang diarahkan lurus malang ketengah supaya tidak mengganggu penumpang yang lainnya didalam bus 3/4...Hujan pun akhirnya turun juga, didalam bus penumpang hampir penuh kemudian bus diberangkatan dijam 17:35 tinggal menikmati santai dan istirahat dengan membayar Rp 45.000,- /penumpang ditambah dengan sepeda separuhnya harga dari penumpang....perjalanan dari Pelabuhan ratu ke Bogor memakan waktu 4 jam lebih, cukup lumayan buat beristirahat untuk melemaskan otot otot anggota badan setelah bergerak terus mengayuh pedal. 

Tiba di terminal Bogor pas sekali prediksi perkiraan waktu tempuh perjalanan dari sana karena mungkin hari senin jadi perjalanan nggak macet, selesai turun roda depan, belakang beserta pannier kembali dipasang kemudian waktu menunjukan jam 22:10 perjalanan pulang digowes lagi kembali menuju kerumah menyisakan gowesan terakhir dimalam hari tak terlupakan lampu penerangan depan dan belakang dihidupkan karena sebagai safety bersepeda dijalan raya pada malam hari. Kayuh demi kayuhan berjalan terus seiring waktu mengikuti roda berjalan dan speed kayuhan dipedal yang tak terasa sudah memasuki 8 Km lagi perut mulai terasa lapar terpaksa melipir dahulu disalah satu warung yang khas menjajakan dimalam harinya ditemani dengan seruputan kopi hitam.....setengah jam sudah waktu mengisi perut kayuhan diteruskan kembali menuju pulang kerumah alhamdulillah sampai juga gowesan terakhir trip ini selama 3 hari ditempuh dengan sesuai rencana walau banyak rintangan dan hambatan bisa dengan kembali dengan masih sehat walau masih ada bekas yang menyisakan didaerah sekitar kaki betis terkena ntah apa yang nggak dirasa pas melintasi dihutan pameungpeuk sampai malam hari dengan kaki blepotan tanah jadi nggak ketahuan bekas sayatan atau luka.....pertama terimakasih kepada tak terlupakan kepada Tuhan sebagai penciptanya sehingga selama dalam perjalanan masih dalam lindungan atas trip ini, kedua keluarga yang dirumah atas ijinnya beserta rekan dan teman baru yang baru ketemu selama diperjalanan yang ikut turut membantu guide dan arahannya....banyak kisah dari sebuah dalam perjalanan ini semoga bisa kembali lagi mengayuh menuju ditempat sekitaran wilayah lain kasepuhan Ciptagelar yang masih dalam kesatuan adat banten kidul......




#satu sepeda sejuta sahabat
#my trip my adventure
#my bike my adventure
#my bike my packer

No comments: